Kamis, 20 September 2012

LAPORAN KASUS CA MAME (KANKER PAYUDARA)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kanker payudara adalah masalah kesehatan utama di Amerika Serikat. Identitas keseluruhannya meningkat sampai 54% dalam 40 tahun, antara tahun 1950 sampai 1989 angka insidens meningkat secara konstan sampai 1% setiap tahun, hingga 1980-an. Ketika angka tersebut melonjak hingga 4% selama tahun 1970 dan 1980-an insiden keseluruhan kanker payudara meningkat hingga 21% diantara wanita dan terus meningkat sampai 42% akibat kanker payudara tetap tidak berubah selama 40 tahun, yang menunjukkan bahwa pengobatan terbaru dengan pembedahan, terapi radiasi, dan kemoterapi hanya menghasilkan perbaikan kecil untuk kelangsungan hidup.
Sekarang ini tidak ada penyembuhan untuk kanker payudara, karena insidennya yang terus meningkat, angka kematian yang tidak berubah, dan tidak adanya penyembuhan. Penasehat dan aktivis telah menarik perhatian social dan politik dan telah menjadikannya sorotan nasional, aktivitas telah menuntut dan mendapatkan bantuan federal yang meningkat untuk program kanker payudara nasional yang ditujukan untuk menentukan penyembuhan.
Statistic terakhir menunjukkan bahwa resiko sepanjang hidup untuk mengalami kanker payudara adalah 1 dari 8 wanita. Resiko ini tidak sama untuk semua kelompok usia. Melihat hal diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini menjadi judul Asuhan Keperawatan Pada Ny. R dengan Gangguan Sistem Reproduksi Ca Mammae.
1.2  Tujuan Penulisan
1.2.1        Tujuan Umum
Adapun tujuan umum penulisan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system repsoduksi kanker mammae adalah agar penyusun dan pembaca dapat menggambarkan, mengerti, dan mendisksuikan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system repsoduksi Ca Mammae di ruangan R2 Bedah RSUP H. Adam Malik Medan.
1.2.2        Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari para penulis asuhan keperawatan Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae adalah :
·         Mampu melakukan pengkajian pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi : Ca Mammae.
·         Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae.
·         Mampu membuat perencanaan tindakan keperawatan yang sesuai pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae.
·         Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae.
·         Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatn yang telah diberikan pada Ny. R dengan gangguan system reproduksi Ca Mammae.
1.3  Sistem Penulisan
System penulisan makalah ini terdiri dari empat bab yaitu :
a.       BAB I             :    Pendahuluan terdiri dari : Latar belakang, tujuan, dan system penulisan.
b.      BAB II           :    Landasan teoritis Medis dan Keperawatan.
c.       BAB III          :    Tinjauan kasus.
d.      BAB IV          :    Kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1    Landasan Teoritis Medis
2.1.1        Definisi
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun diatas tulang belikat. Selain itu, sel-sel kanker bisa bersarang ditulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005, hal: 39-40)
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat.com.jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-2005, sumber : Harianto, dkk).
Kanker payudara adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvansi jaringan disekitarnya dan menyebar ketempat-tempat jauh (Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin, hal. 96).

2.1.2    Etiologi
Penyebab spesifik kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun beberapa factor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu:
1.      Riwayat pribadi kanker payudara beresiko mengalami kanker payudara sebelahnya.
2.      Tinggi melebihi 170 cm
Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur genetic (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.
3.      Masa reproduksi yang relative panjang
·         Menarche (menstruasi) pada usia muda sebelum usia 12 tahun..
·         Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun).
·         Wanita yang belum mempunyai anak, lebih lama terpapar dengan hormone esterogen relative lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
4.      Kehamilan dan menyusui
Berkaitan erat dengan perubahan sel kelenjar payudara saat menyusui.
5.      Riwayat tumor payudara.
6.      Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masalah pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
7.      Kontrasepsi oral.
8.      Wanita gemuk (obesitas)
Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun pula.
9.      Preparat hormone estrogen
Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
10.  Factor genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2-3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara.
11.  Alcohol.
12.  Tidak pernah melahirkan anak.
13.  DES (dietilstilbestrol).
Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi menderita kanker payudara.
14.  Stres hebat
(Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Brunner & Suddarth ; 1958)
(Erik T, 2005, hal : 43-46)
2.1.3    Anatomi Fisiologi
Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormone. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua ialah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelumnya menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palapasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormone prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus keputing susu.
 














Gambar : Anatomi Fisiologi Mammae
 








2.1.4    Insiden
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring (Anaonim, 2004).
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.




2.1.5    Patofisiologi
Perubahan Genetik Mutasi Gen Normal
Berkembangbiaknya sel secara tidak terkendali
Takut & koping tidak efektif
Infiltrasi sel ke jaringan sekitar sambil merusaknya
Neoplasma ganar mengenai payudara         


-          Klien sering bertanya tentang penyakitnya
-          Wajah cemas
-          Klien sering melamun
 

Obstruksi sirkulasi                 Infiltrasi ke pemb. Limfe            Peningkatan kebutuhan jaringan
Hipoksia pada sel kanker         Bendungan pada limfe setempat     Hipermetabolisme jaringan
           Nekrosis                            Edema sekitar tumor               Penurunan massa otot dan BB
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Ukuran pada permukaan payudara      Peau d’orange
o  
Gangguan rasa nyaman : nyeri
Pori-pori kulit membesar
o   Kulit menebal
o   Keras dengan batas yang tidak normal
o   Tidak dapat digerakkan
o   Perubahan warna kulit
Kerusakkan lategritas kulit
 


2.1.6    Manifestasi  Klinis
-          Terdapat benjolan di payudara yang nyeri maupun tidak nyeri, dari mulai ukuran kecil kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit, biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur,
-          Keluar cairan abnormal dari puting susu, berupa nanah, darah, cairan encer padahal ibu tidak sedang hamil,
-          Ada perlengketan dan lekukan pada kulit,
-          Perubahan warna atau tekstur kulit pada payudara,
-          Payudara tampak kemerahan dan kulit disekitar puting susu bersisik,
-          Terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama,
-          Rasa tidak enak dan tegang,
-          Retraksi puting,
-          Pembengkakan local,
-          Konsistensi payudara yang keras dan padat,
-          Benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker diluar payudara.
-          Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada areola mammae.




-          Edema dengan peant d’orange (keriput seperti kulit jeruk),
-          Pengelupasan papilla mammae,
-          Ditemukan lessi pada pemeriksaan mammografi,
-          Pada stadium lanjut, bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

2.1.7    Klasifikasi Kanker Payudara
o   Tumor primer (T)
o   Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan
o   To : Tidak terbukti adanya tumor primer
o   Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor
o    T1 : Tumor < 2 cm
o   T1a : Tumor < 0,5 cm
o   T1b : Tumor 0,5 – 1 cm
o   T1c : Tumor 1 – 2 cm
o   T2 : Tumor 2 – 5 cm
o   T3 : Tumor diatas 5 cm
o   T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulit.
ü  T4a : Melekat pada dinding dada
ü  T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit
ü  T4c : T4a dan T4b
ü  T4d : Mastitis karsinomatosis
o   Nodus limfe regional (N)
o   Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
o   N0 : Tidak teraba kelenjar axila
o   N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.
o   N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
o   N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
o   Metastase jauh (M)
o   Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan
o   M0 : Tidak ada metastase jauh
o   M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

2.1.8    Stadium Kanker Payudara
1.      Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau penyebaran luas.
2.      Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN
3.      Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN
4.      Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh
5.      Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supraklavikular.
6.      Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

2.1.9    Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan laboratorium meliputi morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.
2.      Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
3.      Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
4.      CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara pada organ lain.
5.      Sistologi biopsy aspirasi jarum halus.
6.      Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sedimental dan sentriifugasi darah.

2.1.10                                                                                     Penatalaksanaan
Pembedahan
1.      Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan penyinaran).
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena)
2.      Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
3.      Mastektomi radikal yang dimodifikasi seluruh payudara, semua atau sebagian jaringan aksial.
-          Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
-          Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal  ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.
Non Pembedahan
1.      Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila.
Penyinaran radiasi biasa dilakukan setelah insisi massa tumor untuk mengurangi kecenderungan kekambuhan dan menyingkirkan kanker residual. Radiasi penyinaran eksternal dengan foton yang diberi melalui akselarasi limer, di beri setiap hari selama > 45 minggu dari seluruh ragio payudara pasca radiasi.
Efek samping bersifat sementara yaitu reaksi kulit sekitar 2 minggu setelah pengobatan komplikasi radiasi mencakup pneumonitis, fraktur iga dan fibrosis payudara yang jarang terjadi.
2.      Kemotrapi
Adjuvan sistemik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kombinasi obat-obatan untuk membunuh sel-sel yang berkembangbiak dengan cepat atau menekan perkembangbiakannya dan obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.
Preparat yang sering digunakan dalam kombinasi adalah : cytoxan ©, methorexate (m), fluorouracil (F) dan adrilamycin (A) kombinasi yang biasa digunakan adalah cmf atau CAF. Pemberian kombinasi kemoterapi didasarkan pada usia, status fisik, penyakit, dan akut tidaknya dalam percobaan klinik.
Efek samping : Mual, muntah, perubahan rasa kecap, alopesra, mukosis, demotitis, keletihan, peningkatan BB, depresi sumsum tubuh.
3.      Terapi hormone dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.
Keputusan pemberian terapi hormonal didasarkan pada indeks reseptor astrogen. Progesterone dari pemeriksaan uji jaringan tumor diambil saat biopsy.
Preparat yang digunakan :
·         Temoxifen
Indikasi : pasca menopause dengan reseptor estrogen dan nodus aksilaris +.
Efek samping : mual, muntah, rasa panas, refeni cairan, dan depresi.
·         Diethyustriibestrol
Menghambat pelepasan FSH dan IH untuk menurunkan ekstrogen dan ikatan ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, fetasi cairan, mual.
·         Mengestrol untuk menurunkan reseptor ekstrogen.
Efek samping : peningkatan BB, peningkatan nafsu makan.
·         Auksimesteron (halotestin) yang menekan ekstrogen dengan menekan IH dan FSH.
Efek samping : veriksasi (peningkatan pertumbuhan bulu wajah, suara lebih dalam).
·         Amihognitotimid (cytodren) yang mengubah androgen menjadi astrogen.
Efek samping : ruam, frasitus.

2.1.11                         Komplikasi
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru, pleura, tulang dan hati.

2.1.12                         Tindakan Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan cara:
1.      Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama.
2.      HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol.
3.      Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), setiap bulan.
4.      Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya.
5.      Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar.  Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein,  yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara.
6.      Lakukan olahraga secara teratur.
7.      Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi.
8.      Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi.
9.      Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.









2.2      Landasan Teoritis Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Aktivitas Istirahat
          Data subjek     :    Masih memerlukan bantuan untuk BAB, BAK, dan kebersihan diri/personal hygiene.
                                      Gelisah dan susah tidur malam hari atau adanya factor yang mempengaruhi tidur, ansietas.
          Data objek      :    Bau badan tidak sedap, mata merah, konjungtiva pucat, BB turun.
Makanan/Cairan
          Data subjek     :    Kebiasaan diet buruk, misal rendah serat, tinggi lemak, bahan pengawet.
          Data objek      :    Kehilangan napsu makan, perubahan berat badan, berkurangnya massa otot, perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema, mual, muntah.
Integritas Ego
          Data subjek     :    Stress konstan (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) menunda mencari pengobatan.
                                      Stress/takut tentang diagnose, prognosis, harapan yang akan dating.
          Data objek      :    Alopesia, lesi meat, pembedahan, depresi, kehilangan control.
Neurosensori
          Data subjek     :    Pusing, sinkope.
          Data objek      :    Kesadaran menurun.
Nyeri/Kenyamanan
                                 :    Nyeri pada penyakit yang luas/metastatic (nyeri local jarang terjadi pada keganasan dini).
                                      Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan “lucu” pada jaringan payudara.
                                      Payudara berat, nyeri sebelum menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.
Keamanan
          Data subjek     :    Pemajanan kimia toksik, karsiogen.
          Data objek      ;    Demam, ruam kulit, ulserasi, edema, eritema pada kulit sekitar.

Interaksi Sosial
          Data subjek     :    Kekuatan system pendukung.
          Data objek      :    Rasa bersalah, menarik diri, marah.
Seksualitas
          Data subjek     ‘:   Perubahan pada tingkat kepuasan.
          Data objek      :    Nuligravida lebih besar dari 30 tahun.
                                      Multigravida.

PRIORITAS KEPERAWATAN
1.      Membantu pasien/orang terdekat menerima stress situasi/prognosis.
2.      Mencegah komplikasi.
3.      Membuat program rehabilitasi individual.
4.      Memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
TUJUAN PEMULANGAN
1.      Menerima situasi secara nyata.
2.      Komplikasi dicegah/minimal.
3.      Program latihan dilakukan.
4.      Proses penyakit, prosedur pembedahan, prognosis, dan program terapi dipahami.

2.2.2    Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1.      Diagnosa Keperawatan :
Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, pengobatan, dan prognosisnya.
Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
-          Penurunan stress emosional, ketakutan, dan ansietas.
-          Klien dapat mengerti tentang penyakitnya.
Intervensi/Implementasi Keperawatan
Rasional
1)      Mulai lakukan persiapan emosional pasien (dan pasangannya) secepat setelah ia diinformasikan tentang diagnosis tentative.
2)      Kaji :
·    Pengalaman pribadi klien dan pengetahuan tentang kanker payudara.
·    Mekanisme koping saat krisis
·    System pendukung
·    Perasaan mengenal diagnosis.





3)      Informasikan pasien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan terbaru mengenai kanker payudara.


4)      Uraikan pengalaman-pengalaman yang akan dialami pasien untuk mengajukan pertanyaan.
5)      Lengkapi pasien dengan sumber-sumber yang tersedia untuk memfasilitasi penyembuhan.
1)      Hal ini memberdayakan pasien untuk mengerahkan respons koping.


2)      Factor-faktor ini sangat mempengaruhi perilaku dan kemampuan pasien menghadapi diagnosis, pembedahan, dan pengobatan tindak lanjut. Jika pasien mempunyai saudara atau teman dekat yang meninggal akibat kanker payudara,  kemungkinan ia akan berespons secara berbeda dari pasien yang mempunyai teman yang selamat dari kanker payudara dan mempunyai kualitas hidup yang sangat baik.
3)      Pilihan-pilihan yang meningkat dan perbaikan hasil baik secara statistic maupun secara kosmetik sangat mengurangi ketakutan dan meningkatkan penerimaan rencana pengobatan.
4)      Ketakutan akan ketidaktahuan menurun.


5)      Informasi tentang prostetik baru, spesialis rekonstruksi, dan sumber-sumber lainnya menguatkan bahwa perhatian yang besar telah diberikan pada metode pengobatan terbaru untuk kanker payudara.

2.      Diagnosa Keperawatan :
Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker.

Kriteria Hasil yang Diharapkan/Kriteria evaluasi pasien :
-          Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas.
-          Melaporkan nyeri yang dialaminya.
-          Mengikuti program pengobatan.
-          Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin.
Intervensi/Implementasi Keperawatan
Rasional
1)      Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi, durasi intensitas.

2)      Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi, kemoterapi.

3)      Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokkan punggung dan aktivitas hiburan).
4)      Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri.

5)      Evaluasi penghilangan nyeri nilai aturan obat bila perlu.
1)      Informasi memberi data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi.
2)      Ketidaknyamanan tentang luas adalah umum tergantung pada proseduryang digunakan.
3)      Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

4)      Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control.
5)      Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minim pada aksila.


3.      Diagnosa Keperawatan :
Kerusakkan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan edema di sekitar tumor, ulkus pada permukaan payudara.
Kriteria Hasil yang diharapkan :
-          Ulkus tidak membesar.
-          Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Intervensi/Implementasi Keperawatan
Rasional
1)      Anjurkan menggunakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut, anjurkan untuk tidak memakai bra jika menimbulkan tekanan.
2)      Cuci kulit dengan segera memakai sabun dan air bila agen antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak terlindungi.
3)      Ganti balutan/beri perawatan pada kulit yang terkena serta indikasi.



4)      Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka ; peningkatan edema nyeri.
1)      Kulit sangat sensitive selama pengobatan dan setelahnya.


2)      Mengencerkan obat menurunkan risiko iritasi kulit/luka bakar kimia.

3)      Penggantian balutan atau perawatan kulit untuk menghindari kerusakan lebih lanjut/infeksi mempertahankan area bersih meningkatkan penyembuhan dan kenyamanan.
4)      Mengganggu penyembuhan dimana dapat memperlambat karena perubahan disebabkan oleh kanker.


4.      Diagnosa Keperawatan :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.
Hasil yang diharapkan :
-          Diet yang disajikan habis.
-          BB tidak menurun (meningkat sesuai tinggi badan).

Intervensi/Implementasi Keperawatan
Rasional
1)      Pantau intake makanan setiap hari.

2)      Timbang dan ukur BB, TB, dan ketebalan lipatan kulit trisep. Pastikan penurunan berat badan saat ini. Timbang BB setiap hari atau sesuai indikasi.
3)      Dorng klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan intake cairan yang adekuat. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering dengan porsi kecil dan sedang.

4)      Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah makan.

5)      Kontrol factor lingkungan, seperti bau busuk atau bising.



6)      Anjurkan teknik relaksasi visualisasi bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan.
7)      Beri antimetik pada jadwal regular sebelum/selama dan setelah pemberian agen antineoplasma dan sesuai.
8)      Evaluasi keefektifa antimetik.



Kolaborasi :
9)      Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi jumlah limfosit, serum transfenin, dan albumin.
10)  Beri obat sesuai indikasi.
-          Fenotiazin, proklomperazin, antidopaminergik : metoklorpamid.
-          Vitamin : A, D, E, B6
-          Antacid
1)      Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.
2)      Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila BB kurang dari normal.

3)      Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
4)      Keefektifan penilaian diet sangat individual dalam menghilangkan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.
5)      Dapat mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
6)      Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan.

7)      Mual muntah paling menurun kemampuan dan efek samping psikologis kemotrapi yang menimbulkan stress.
8)      Individu berespons secara berbeda-beda pada semua otot-otot, antimetik mungkin tiidak bekerja, memerlukan perubahan atau kombinasi terapi obat.
9)      Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi dan mempengaruhi intervensi diet.
10)  - Antimetik bekerja untuk mempengaruhi stimulasi pusat muntah dan kemoresptur.
-     Mencegah kekurangan karena penurunan abserpsi vitamin larut dalam lemak.
-     Meminimalkan iritasi lambung dan mengurangi resiko ulserasi mukosa.

















BAB III
TINJAUAN KASUS
I.         BIODATA
A.      Identitas Klien
Nama                                      :    Ny. R
Tempat/Tanggal Lahir            :    Binjai, 02 Februari 1968
Umur                                      :    42 Tahun
Jenis Kelamin                         :    Perempuan
Alamat                                    :    Jl. Setia Budi No. 88
Status Perkawinan                  :    Sudah Menikah
Agama                                    :    Islam
Suku                                       :    Jawa
Pendidikan                             :    SMA
Pekerjaan                                :    Ibu Rumah Tangga
No. Register                           :    212
Ruangan/Kamar                     :    Rindu/B2 bedah
Golongan darah                      :    O
Diagnose Medis                     :    Ca Mammae
Tanggal Masuk RS                 :    01/07/2010
Jam                                         :    10.15 WIB
Tanggal Pengkajian                :    02/07/2010

B.       Penanggung Jawab
Nama                                      :    Tn. A. Saleh
Hubungan dengan klien         :    Suami klien
Pekerjaan                                :    Wiraswasta
Alamat                                    :    Jl. Setia Budi No. 88

II.      Keluhan Utama
Pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri.
III.   Resume
Pasien masuk RS 01 Juli 2010 pada pukul 10.15 WIB dengan keluhan pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri. TTV: TD: 110/60 mmHg, RR: 24x/i, Pols: 112x/i, T: 37oC.

IV.   Riwayat Kesehatan Sekarang
1.      Factor Pencetus                               :    Benjolan di payudara kiri
2.      Lamanya keluhan                            :    ± 7 hari
3.      Timbulnya Keluhan                         :    Bertahap
4.      Bagaimana dirasakan                       :
Pasien merasakan nyeri di seluruh bagian payudara sebelah kiri dan mengeluarkan bau yang tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
5.      Bagaimana dilihat                            :
Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah sehingga mengalami ulkus yang meluas dan tampak memperberat aktivitas pasien dengan sedikit bergerak, badan tampak lemah, skala nyeri 5-6 (sedang).
6.      Factor yang memperberat                :
Anggota tubuh yang mengalami benjolan atau pembengkakan (payudara sebelah kiri).
7.      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri :
Istirahat.
8.      Upaya yang dilakukan oleh orang lain :
Membawa ke Rumah Sakit.
9.      Diagnose Medik                              :    Ca Mammae








V.      Riwayat Kesehatan yang lalu
1.      Penyakit yang pernah dialami
a.       Masa kanak-kanak                    :    Demam tinggi
b.      Riwayat kecelakaan                  :    Tidak ada
c.       Pernah dirawat/penyakit           :    Tidak pernah
d.      Operasi                                     :    Tidak pernah
2.      Riwayat alergi
a.       Tipe alergi                                 :    Tidak ada
b.      Reaksi                                       :    Tidak ada
c.       Tindakan                                   :    Tidak ada
3.      Imunisasi                                         :    Lengkap

VI.   Kebutuhan Dasar
1.      Pola Nutrisi
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Diet tipe
MB
MB TKTP
b.
Pola diet
Diet yang disajikan habis 1 porsi
Diet yang disajikan habis ½ porsi
c.
Kehilangan selera makan
Tidak ada
Berkurang (anoreksia)
d.
Mual dan Muntah
Tidak ada
Ada
e.
Frekuensi makan
3x1
3x1
f.
Makanan yang disukai
Tidak ada yang khusus
Tidak ada yang khusus
g.
Jumlah makanan
1400 kkal
1000 kkal
h.
BB/TB
65kg/170cm
58kg/170cm
2.      Kebutuhan Cairan
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Jumlah minum
1500-2500cc
1000-2000cc
b.
Pola minum
5-8 gelas
4-6 gelas
c.
Jenis minum
Air putih
Air putih
d.
Minuman yang disukai
Teh manis
Teh manis

3.      Pola Eliminasi
a.       BAB
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Frekuensi
2x1
2x1
b.
Waktu
Pagi/Malam
Pagi/Malam
c.
Warna
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
d.
Konsistensi
Lunak
Lunak
b.      BAK
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Frekuensi
6x1 hari
5x1 hari
b.
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
c.
Bau
Khas
Khas
d.
Jumlah
1500cc
1500cc
4.      Pola Istirahat dan Tidur
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Waktu siang
14.00-16.00 WIB
(2 jam)
15.00-15.30 WIB
( ½ jam)
b.
Waktu malam
22.00-05.30 WIB
(7,5 jam)
24.00-05.00 WIB
(5 jam)
c.
Lama tidur/hari
9,5 jam
5 jam
d.
Kesulitan tidur
Tidak ada
Suara berisik
e.
Cara mengatasi
Tidak ada
Ruangan harus tenang
5.      Kebersihan dan Personal Hygiene
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Pemeliharaan badan (mandi)
2x1 hari
1x1 hari
b.
Pemeliharaan gigi dan mulut
2x1 hari
1x1 hari
c.
Pemeliharaan kuku
2x1 minggu
1x1 minggu
d.
Pemeliharaan rambut
1x2 hari
1x3 hari
e.
Hambatan dalam melakukan personal hygiene
Tidak ada
Adanya luka yang dibalut oleh perban

6.      Pola Kegiatan/Aktivitas
No
Data
Sebelum Sakit
Sesudah Sakit
a.
Olahraga/jenis/frekuensi
Tidak ada
Tidak ada
b.
Kegiatan waktu luang
Mengurus pekerjaan rumah
Istirahat, makan, nonton TV
c.
Jenis pekerjaan
Ibu rumah tangga
Ibu rumah tangga
d.
Jumlah jam kerja
Tidak tentu
-
e.
Kesulitan/keluhan dalam hal
Tidak ada
Adanya pembengkakan di payudara kiri memberatkan pasien beraktiivitas dengan sedikit bergerak.

VII.     Riwayat Keluarga
 







Keterangan :
                          :      Laki-laki
                          :      Perempuan
                          :      Pasien
Keterangan genogram : Yang tinggal 1 rumah

VIII.       Riwayat Lingkungan
a.       Kebersihan lingkungan rumah                :    Bersih
b.      Bahaya                                                    :    Jauh dari bahaya
c.       Polusi                                                      :    Tidak ada polusi

IX.        Riwayat/Keadaan Psikososial
1.      Psikologis
·         Persepsi terhadap penyakit              :    Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.
·         Konsep diri                                      :    Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya.
·         Emosi                                               :    Stabil
·         Adaptasi                                          :    Dapat beradaptasi pada lingkungan.
2.      Social
·         Hubungan antara keluarga               :    Baik
·         Hubungan dengan orang lain          :    Baik
·         Perhatian terhadap lawan bicara      :    Baik
·         Kegemaran                                      :    Tidak ada
·         Bahasa yang digunakan                   :    Bahasa Indonesia
3.      Spiritual
·         Pola ibadah                                      :    - Sebelum masuk RS : kadang-kadang
                                                             - Sesudah masuk RS : semakin sering
·         Keyakinan tentang kesehatan          :    Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.










X.       Pengkajian Fisik
Tanda-tanda Vital         :    TD       :  110/60 mmHg
                                           RR      :  112x/i
                                           Pols     :  80x/i
                                           Temp   :  37oC
                                           TB       :  170 cm
                                           BB      :  58 kg
Kepala                           :    Bentuk                                 : Lonjong
                                           Ukuran                                 : Normal
                                           Posisi                                    : Tegak
                                           Warna dan bentuk rambut   : Hitam dan ikal
                                           Kebersihan kulit kepala        : Kurang bersih
Mata/penglihatan          :    Bentuk                                 : Simetris
                                           Sclera                                   : Icterus
                                           Konjungtiva                         : Anemis
                                           Pupil                                     : Tidak ada kelainan
                                           Posisi                                    : Simetris kanan kiri
                                           Ketajaman penglihatan        : Baik, normal 6/6 artinya seorang dapat melihat dengan sebelah mata dengan jarak 6 meter.
                                           Pemakaian alat bantu           : Tidak ada
Hidung/penciuman       :    Bentuk                                 : Simetris
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Polip/sumbatan                     : Tidak ada
                                           Fungsi penciuman                : dapat membedakan bau-bauan.
Telinga/pendengaran     :    Bentuk                                 : Normal
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Cairan                                   : Tidak ada
                                           Fungsi pendengaran             : Baik
                                           Pemakaian alat bantu           : Tidak ada
Mulut dan faring           :    Bibir                                     : Normal
                                           Mukosa gigi                         : Normal
                                           Lidah                                    : Kotor
                                           Gigi                                      : Lengkap dan tidak ada karies
                                           Tonsil/faring                         : Tidak membesar
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Kebersihan                           : Kurang
                                           Bau                                       : Tidak ada bau khas
                                           Fungsi pengecapan               : Dapat merasakan manis, asam, pahit
                                           Kemampuan menelan           : Baik
Leher                             :    Kelenjar getah bening          : Tidak ada pembengkakan
                                           Kelenjar tiroid                      : Tidak membesar
                                           Vena jugularis                      : Tidak ada peningkatan
                                           Kekakuan                             : Tidak ada
Thorax                           :    Bentuk rongga                     : Simetris
                                           Bunyi napas                         : Bronchial
                                           Irama pernapasan                 : Tidak teratur
                                           Bunyi jantung                      : Normal lup-lup
                                           Nyeri dada                           : Nyeri pada dada sebelah kiri
                                           Produksi sputum                  : Tidak ada
Abdomen                      :    Bentuk                                 : Baik
                                           Hepar                                   : Tidak ada pembesaran
                                           Lien                                      : Tidak ada kelainan
                                           Ginjal                                   : Tidak ada kelainan
                                           Nyeri tekan                          : Tidak ada
                                           Bising usus                           : Normal 12x/i
Neurologi                      :    Kesadaran                            : Compos Mentis
                                           Status orientasi                     : Waktu (√), tempat (√), orang (√)
                                           Memori saat ini                    : Pasien masih ingat memori saat ini
                                           Memori masa lalu                 : Pasien masih ingat memori yang lain
Perineum dan genetalia :    Kebersihan                           : Bersih
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Haemoroid                           : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Alat genetalia                       : Bersih
Ekstremitas atas            :    Bentuk dan kekuatan           : Simetris dan lemah
                                           Rentang gerak                      : Terbatas
                                           Reflek                                  : Baik
Ekstremitas bawah        :    Bentuk dan kekuatan           : Simetris dan lemah
                                           Rentang gerak                      : Terbatas
                                           Reflek                                  : Baik
Eliminasi                       :    Pola BAB                             : 2 kali dengan konsistensi feses lunak.
                                           Riwayat perdarahan             : Tidak ada
                                           Pola BAK                            : 5x1 dengan frekuensi : 300cc 1 kali BAK
                                           Jumlah urin                           : 1500cc
                                           Retensi urin                          : Tidak mengalami retensi urin
                                           Karakter urin                        : Kuning jernih
Integument                   :    Warna                                   : Sawo matang
                                           Integritas                              : Jelek disekitar payudara sebelah kiri
                                           Kelainan pada kulit              : Mengalami ulkus disekitar payudara sebelah kiri.








XI.   Data Penunjang Lain
1.      Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,1 gr/dl
Albumin : 2,08 gr/dl
2.      Pada foto thorax : bentuk normal/tidak tampak kelainan.
3.      USG : korteks/medulla baik, pelvio balik tidak melebar, tidak tampak batu.
4.      Pemberian terapi :
·         Antibiotic (amoxin)                     3x500mg
·         Anti analgetik (as. Mefenamat)   3x500mg
·         Anti ulsecaria/cimelidin              3x500mg
·         Sulfas ferosus                              2x1
·         Vit C                                           2x2
·         Vitamin : A, D, E, B6
·         Antacid
·         Inj. RL 5/5 D5%










ANALISA DATA
No.
Symptom
Etiologi
Problem
1.






2.








3.






4.
DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
DO : Pasien tampak lemah.
·    Diet yang disajikan habis ½ porsi
·    BB sebelum sakit 65 kg
·    BB setelah sakit 58 kg

DS : Pasien mengatakan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri.
DO : Payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah.
·    Mengalami ulkus yang meluas
·    Skala nyeri 5-6 (sedang)

DS : Pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau yang tidak sedap.
DO : Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri.
·    Integritas kulit disekitar payudara sebelah kiri jelek

DS : Pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam tubuhnya.
DO : Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.
Penurunan massa otot dan penurunan BB





Ulkus pada permukaan payudara







Kerusakan permukaan kulit/jaringan disekitar payudara kiri




Ancaman perubahan pada status kesehatan
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh




Nyeri








Kerusakan integritas kulit





Takut dan koping tidak efektif
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH
1.      Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara ditandai dengan pasien mengatakan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri. Pasien tampak meringis kesakitan, payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah. Mengalami ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang).
2.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan massa otot dan penurunan BB ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah, pasien tampak lemah. Diet yang disajikan habis ½ porsi, BB sebelum sakit 65 kg, BB setelah sakit 58 kg.
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit/jaringan disekitar payudara kiri ditandai dengan pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau yang tidak sedap. Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri. Integritas kulit disekitar payudara sebelah kiri jelek.
4.      Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam tubuhnya. Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.











ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R
DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : CA MAMMAE
DIRUANG DI RUANG RINDU B2 (BEDAH) RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Dx Medis : Ca Mammae
Nama Klien                   :    Ny. R
Ruang                           :    Rindu B2 (bedah)
No
Tgl
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.









































2.











































































3.









































4.
01 Juli 2010







































01 Juli 2010









































































01 Juli 2010







































01 Juli 2010
Dx I









































Dx II











































































Dx III









































Dx IV
Rasa nyeri teratasi.

KH :
Nyeri berkurang/hilang.



































Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

KH :
-     Diet yang disajikan habis 1 porsi.
-     BB tidak menurun (meningkat sesuai TB).































































Integritas kulit kembali normal.

KH :
-     Ulkus tidak membesar.
-     Tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.































Takut hilang dan koping tidak efektif berkurang.

KH :
-     Klien dapat mengerti tentang penyakit.
1)      Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi, durasi intensitas.


2)      Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi, kemoterapi.

3)      Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokkan punggung dan aktivitas hiburan).

4)      Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri.

5)      Evaluasi penghilangan nyeri.



Kolaborasi :
6)      Nilai aturan obat sesuai indikasi.






1)      Pantau masukan makanan setiap hari.
2)      Ukur BB dan ketebalan lipatan kulit trisep.


3)      Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dengan masukan cairan adekuat, dorong penggunaan suplemen dengan porsi kecil dan sedang.

4)      Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah makan.


5)      Kontrol factor lingkungan.










6)      Dorong penggunaan teknik relaksasi , latihan sedang sebelum makan.



Kolaborasi :
7)      Tinjau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi Hb dan albumin.

8)      Beri obat sesuai indikasi.
















1)      Anjurkan menggunakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut, anjurkan untuk tidak memakai bra jika menimbulkan tekanan.
2)      Cuci kulit dengan segera bila agen antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak terlindungi.
3)      Ganti balutan/beri perawatan pada kulit yang terkena serta indikasi.




4)      Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka.










1)      Mulai lakukan persiapan emosional pasien (dan pasangannya).


2)      Informasikan pasien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan terbaru mengenai kanker payudara.


3)      Uraikan pengalaman-pengalaman yang akan dialami pasien untuk mengajukan pertanyaan.
4)      Lengkapi pasien dengan sumber-sumber yang tersedia untuk memfasilitasi penyembuhan.
·    Informasi memberi data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi.



·    Ketidaknyamanan tentang luas adalah umum tergantung pada proseduryang digunakan.
·    Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.



·    Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol.
·    Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minim pada aksila.

·    Membantu mempercepat mengurangi rasa nyeri.





·     Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi.
·     Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila BB kurang dari normal.
·     Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa). Suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat.
·     Keefektifan penilaian diet sangat individual dalam menghilangkan mual pascaterapi. Pasien harus mencoba untuk menemukan solusi/kombinasi terbaik.
·     Dapat mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
·     Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/ membangkitkan selera makan.




·     Membantu mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi dan mempengaruhi intervensi diet.
·     - Antimetik bekerja untuk mempengaruhi stimulasi pusat muntah dan kemoresptur.
-      Mencegah kekurangan karena penurunan abserpsi vitamin larut dalam lemak.
-      Meminimalkan iritasi lambung dan mengurangi resiko ulserasi mukosa.
·    Kulit sangat sensitive selama pengobatan dan setelahnya.







·    Mengencerkan obat menurunkan risiko iritasi kulit/luka bakar kimia.



·    Penggantian balutan atau perawatan kulit untuk menghindari kerusakan lebih lanjut/infeksi mempertahankan area bersih meningkatkan penyembuhan dan kenyamanan.
·    Mengganggu penyembuhan dimana dapat memperlambat karena perubahan disebabkan oleh kanker.







·    Hal ini memberdayakan pasien untuk mengerahkan respons koping.


·    Pilihan-pilihan yang meningkat dan perbaikan hasil baik secara statistic maupun secara kosmetik sangat mengurangi ketakutan dan meningkatkan penerimaan rencana pengobatan.
·    Ketakutan akan ketidaktahuan menurun.





·    Informasi tentang prostetik baru, spesialis rekonstruksi, dan sumber-sumber lainnya menguatkan bahwa perhatian yang besar telah diberikan pada metode pengobatan terbaru untuk kanker payudara.
08.00


08.30




09.00




10.00







11.30





12.00





12.30








09.15


09.30





10.00











10.30









11.15











12.30








13.00






01.15
















09.00










09.30






10.00









10.15













09.00






09.45










10.15







11.00
·    Menentukan riwayat nyeri : lokasi di sekitar payudara sebelah kiri, frekuensi setiap melakukan pergerakan, durasi intensitas selama pergerakan.
·    Mengevaluasi terapi : pembedahan masih dalam perencanaan, radiasi tidak ada benjolan.
·    Memberi tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokkan punggung dengan aktifitas hiburan) : posisi semi-fowler, massasse punggung, mendengarkan musik.
·    Mendorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri : relaksasi (napas dalam).
·    Mengevaluasi penghilangan nyeri : nyeri disekitar payudara sebelah kiri.


·    Menilai aturan obat sesuai indikasi :
-          Antibiotic (amoxin 3x500mg)
-          Analgetik (as. Mefenamat 3x500mg)

·    Memantau masukan makanan setiap hari : 1000 kkal.
·    Mengukur BB dan ketebalan lipatan kulit trisep :
BB sebelum sakit 65kg, BB setelah sakit 58kg.
·    Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dengan masukan cairan adekuat, dorong penggunaan suplemen dengan porsi kecil dan sedang : diet MB dan konsumsi telur 3 butir, Vit C 2x2.


·    Menilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan : sebelum pengobatan diet yang disajikan habis ½ porsi, setelah  pengobatan : diet yang disajikan habis ½ porsi.
·    Mengontrol factor lingkungan : ruangan bersih dan suasana tenang.








·    Mendorong penggunaan teknik relaksasi, latihan sedang sebelum makan : menarik napas dalam sambil membayangkan sesuatu yang indah.

·    Meninjau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi jumlah Hb : 9,1 gr/dl dan albumin : 2,08 gr/dl.

·    Memberi obat sesuai indikasi :
-          Fenotiazin, proklomperazin, antidopaminergik : metoklorpamid.
-          Vitamin : A, D, E, B6.
-          Antacid.








·    Menganjurkan menggunakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut, menganjurkan untuk tidak memakai bra jika menimbulkan tekanan.



·    Mencuci kulit dengan segera bila agen antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak terlindungi : memakai sabun dan air.
·    Mengganti balutan/ member perawatan pada kulit yang terkena serta indikasi : di seluruh bagian payudara sebelah kiri di ganti balutannya.



·    Mengawasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka : peningkatan edema nyeri disekitar payudara sebelah kiri.








·    Mulai melakukan persiapan emosional pasien (dan suaminya) : segera setelah ia diinformasikan tentang diagnose tentative.
·    Menginformasikan pasien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan terbaru mengenai kanker payudara : kemoterapi, mastektomi.



·    Menguraikan pengalaman-pengalaman yang akan dialami pasien untuk mengajukan pertanyaan.


·    Melengkapi pasien dengan sumber-sumber yang tersedia untuk memfasilitasi penyembuhan.
S :
Pasien mengatakan merasa nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri.
O :
Pasien tampak meringis kesakitan, payudara sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah. Mengalami ulkus yang meluas. Skala nyeri 5-6 (sedang).
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
·    Tentukan riwayat nyeri : lokasi, frekuensi, durasi intensitas.
·    Evaluasi terapi : pembedahan, radiasi, kemoterapi.
·    Beri tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosokkan punggung dan aktivitas hiburan).
·    Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri.
·    Evaluasi penghilangan nyeri.
·    Kolaborasi.


S :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
O :
Pasien tampak lemah.
-     Diet yang disajikan habis ½ porsi,
-     BB sebelum sakit 65 kg dan BB setelah sakit 58 kg.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
·    Pantau masukan makanan setiap hari.
·    Ukur BB dan ketebalan lipatan kulit trisep.
·    Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dengan masukan cairan adekuat, dorong penggunaan suplemen dengan porsi kecil dan sedang.
·    Nilai diet sebelumnya dan segera setelah pengobatan. Berikan cairan 1 jam sebelum atau 1 jam setelah makan.
·    Kontrol factor lingkungan.
·    Dorong penggunaan teknik relaksasi , latihan sedang sebelum makan.
·    Beri antimetik pada jadwal regular sebelum/selama dan setelah pemberian agen antineoplasma dan sesuai.
·    Evaluasi keefektifa antimetik.
·    Kolaborasi.























S :
Pasien mengatakan daerah ulkus mengeluarkan bau yang tidak sedap.
O :
Tampak ulkus yang meluas disekitar payudara sebelah kiri.
-     Integritas kulit disekitar payudara sebelah kiri jelek.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
·    Anjurkan menggunakan pakaian lembut dan longgar pada area tersebut, anjurkan untuk tidak memakai bra jika menimbulkan tekanan.
·    Cuci kulit dengan segera bila agen antineoplastik tercecer pada kulit yang tidak terlindungi.
·    Ganti balutan/beri perawatan pada kulit yang terkena serta indikasi.
·    Awasi semua sisi untuk tanda atau infeksi luka.


S :
Pasien mengatakan takut mengahadapi perubahan dalam tubuhnya.
O :
Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.
·    Mulai lakukan persiapan emosional pasien (dan pasangannya).
·    Informasikan pasien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan terbaru mengenai kanker payudara.
·    Uraikan pengalaman-pengalaman yang akan dialami pasien untuk mengajukan pertanyaan.
·    Lengkapi pasien dengan sumber-sumber yang tersedia untuk memfasilitasi penyembuhan.






CATATAN PERKEMBANGAN I
No
Tgl
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.
















2.












3.











4.
02 Juli 2010














02 Juli 2010










02 Juli 2010









02 Juli 2010
Dx I
















Dx II












Dx III











Dx IV
08.00




08.15



08.30







09.00

09.30

09.45




10.00



11.00

11.30

11.45


12.00




12.30
·    Mengajari pasien mengurangi nyeri dengan menarik napas dalam dan mengeluarkan pelan napas dalam melalui mulut.
·    Menganjurkan pasien untuk berimajinasi dengan tidak memfokuskan pikiran dengan rasa nyeri.
·    Menjelaskan pada pasien bahwa jika pasien masih mampu mentoleransi nyerinya maka tidak perlu diberikan obat pada nyeri karena akan menimbulkan adikasi.

·    Memantau makanan setiap hari.
·    Mengukur BB pasien setiap hari.
·    Menjelaskan pada pasien bahwa perlu makanan yang tinggi kalori, kaya nutrisi dengan masukan cairan adekuat.
·    Menganjurkan pasien makan porsi kecil tetapi sering.

·    Menganjurkan pasien mamakai pakaian longgar
·    Mengeringkan daerah sekitar luka.
·    Menjelaskan kepada pasien bahwa daerah luka tidak boleh digaruk.
·    Mengganti balutan setiap hari.



·    Menganjurkan kepada pasien agar selalu berdoa.
·    Memberi penjelasan tentang penyakitnya.
·    Memberi semangat/motivasi kepada pasien.
·    Mengatakan pada pasien bahwa bukan ia saja yang mengalami penyakit tersebut, tetapi masih banyak wanita lain.
S :
Pasien masih merasakan nyeri di bagian payudara sebelah kiri.
O :
Klien cooperative dengan teknik distraksi yang diajarkan.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.





S :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
O :
Diet yang disajikan habis ½ porsi.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.



S :
Pasien mengatakan luka mengeluarkan bau tidak sedap.
O :
Ulkus yang makin membesar.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.

S :
Pasien sering bertanya tentang penyakitnya.
O :
Pasien tampak gemetar, ketakutan, dan gelisah.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.





CATATAN PERKEMBANGAN II
No
Tgl
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
1.









2.

















3.









4.
03 Juli 2010







03 Juli 2010















03 Juli 2010







03 Juli 2010
Dx I









Dx II

















Dx III









Dx IV
08.00
08.30

09.00






09.15


09.30




09.45



10.00


11.00


11.30


11.45






12.00
12.15
·    Menilai skala nyeri.
·    Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
·    Memberikan asam mefemanat 500mg oral.





·    Menjelaskan kepada pasien dan keluarga manfaat nutrisi.
·    Menganjurkan keluarga memberi makanan tambahan dari luar, mis : susu, daging yang sesuai indikasi.
·    Menganjurkan kepada keluarga supaya memperhatikan kebersihan mulut.
·    Menganjurkan kepada keluarga memberikan makanan selingan.
·    Observasi porsi makanan yang disajikan.

·    Menganjurkan kepada pasien memakai baju yang ada kancing depan.
·    Menganjurkan kepada pasien memakai baju yang lembut.




·    Mengajak bicara pasien.
·    Memberi semangat bahwa pasien akan sembuh.
S :
Pasien mengatakan nyeri yang dialaminya berkurang.
O :
Pasien tidak meringis lagi.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Intervensi dilanjutkan.

S :
Pasien mengeluh kurang nafsu makan.
O :
Diet yang disajikan habis ½ porsi.
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan.








S :
Pasien mengatakan bau tidak sedapnya berkurang.
O :
Ulkus tidak basah.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Intervensi dilanjutkan.

S :
Pasien tidak sering bertanya tentang penyakitnya.
O :
Pasien tidak gemetar, ketakutan, dan gelisah lagi.
A :
Masalah teratasi sebagian.
P :
Intervensi dilanjutkan.











BAB IV
PENUTUP

4.1   Kesimpulan
·         Pengkajian pada pasien Ca Mammae yaitu Ny. R dilakukan dengan adanya kerjasama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dan penyusun sehingga permasalahan-permasalahan dapat ditemukan.
·         Perencanaan pada Ca Mammae juga melibatkan pasien dan keluarga pasien dimana mereka diajak bersama-sama merencanakan tindakan dan keperawatan yang akan dilakukan pasien. Ternyata pasien dan keluarga pasien mempunyai respoon yang baik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
·         Pada pelaksanaan tindakan keperawatan untuk menanggulangi masalah pasien Ca Mammae didasarkan atas rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
·         Evaluasi pada pasien Ca Mammae sebagian masalah dapat teratasi.

4.2   Saran
·         untuk dapat berhasil dan berdaya guna, asuhan keperawatan yang diberikan pada klien Ca Mammae perlu motivasi untuk tetap berusaha membuat catatan perkembangan dari klien dan melanjutkan tindakan keperawatan.
·         Dalam melaksanakan asuhan keperawatan perlu adanya hubungan interpersonal yang terbuka antara mahasiswa, perawat, pasien/keluarga pasien, dokter maupun tim kesehatan lainnya, sehingga terjalin kerjasama dalam peningkatan mutu keperwatan.

4 komentar:

  1. terimakasih buat artikelnya.. informasi yang sangat bermanfaat..

    http://tokoonlineobat.com/obat-penyakit-kanker-hati-alami/

    BalasHapus
  2. Good idea, thts right....awesawessssss

    BalasHapus
  3. Good idea, thts right....awesawessssss

    BalasHapus