BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keluarga adalah anggota
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam keluarga yang berperan dalam
menentukan cara asuhan keperawatan yanga diperlukan oleh anggota keluarga yang
sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak
menjadi tindak lanjut oleh keluaga dirumah. Secara empiris dapat dikatakan
bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan sangat berhubungan atau
sangagat signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan
masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga
perawat mendapat dua keuntungan sekaligus, keuntungan pertama adalah memenuhi
kebutuhan idividu dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus meperhatikan
niali-niali dan budaya yang berlaku dalam masyarakat atau keluarga.
Pelayanan
keperawatan dirumah merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan
ditempat tinggal klien dan keluaraga sehingga klien tetap memiliki otonomi
untuk memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatan. Perawat yang
melakukan perawatan dirumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun di Indonesia
belum ada lembaga atau organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan dirumah
secara administratif. Perawatan yang diberikan dirumah-rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih besifat sukarela belum ada pengaturan imbalan atau jasa
yang diberiakan. Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada
mahasisiwa unutk memperoleh pengalaman nyata dalam asuhan keperawatan keluarga
terhadap keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai
macam konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai
pendekatan.
B. Tujuan
a.
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat pada keluarga dengan penderita Hipertensi
melalui pendekatan penerapan proses keperawatan sebagai metode pemecahan
masalah.
b.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan askep keluarga
ini diharapkan mahasiswa mampu :
1.
Melaksanakan pengkajian data yang benar
dan tepat pada keluarga Tn ”M” dengan salah satu angota keluarga menderita
Hipertensi.
2.
Merumuskan diagnosa keperawatan yang
benar dan tepat pada keluarga Tn ”M” dengan salah satu anggota keluarga
menderita Hipertensi.
3.
Menyusun rencana keperawatan yang benar
dan tepat pada keluarga Tn ”M” dengan Hipertensi.
4.
Melaksanakan asuhan kperawatan yang
benar dan tepat pada keluarga Tn ”M” dengan salah satu anggota keluarga
menderita Hipertensi.
5.
Mengevaluasi sejauh mana keberhasilan
dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan / dilakukan pada kleuarga Tn ”M”
dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a.
Wawancara
Mengumpulkan data dengan cara melakukan anamnesa
langsung kepada klien dan wawancara dengan keluarga Tn ”M” dan orang lain yang
mengetahui informasi tentang klien.
b.
Observasi
Observasi ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan
pengamatan langsung pada keadaan umum klien, pemeriksaan fisik dilakukan dengan
melalui semua panca indra (head totoes) yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Dasar Keluarga
A. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu yang
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari kelurga (friedman,
1988)
Kelurga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri
dari suami, istri, dan anak-anak (UU No. 10, 1992)
B. Tipe-tipe Keluarga
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi
tiga tipe, antara lain :
a) Keluarga inti (Nuclear Family)
adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b) Keluarga besar ( Extended Family)
adalah keluarga inti ditambah keluarga lain masih mempunyai hubungan adalah
(kakek, nenek, paman, dan bibi)
c) Orang tua tunggal (Single Parent)
adalah keluarga lain yang terdiri dari satu orang dengan anak-anaknya akibat
perceraian atau ditinggal suami.
C. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut parad dan Caplon (1965),
dalam Friedman ada 4 yaitu :
1)
Struktur peran keluarga menggambarkan
peran masing-masing anggota keluarga
dalam keluarga sendiri dan peranannya di lingkungan masyarakat atau peran
formal dan informal.
2)
Nilai norma keluarga menggambarkan nilai
dan norma yang dipelajari dan diyakini oleh keluarga khususnya berhubungan
dengan kesehatan.
3)
Pola komunikasi keluarga menggambarkan
bagaimana cara dan pola komunikasi ayah, ibu, orang tua dengan anak, anak
dengan anak, dan anggota keluarga yang lain pada keluarga besar dengan keluarga
inti.
4)
Struktur kekuatan keluarga menggambarkan
kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk
mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
D.
Tahap-tahap
Keluarga
Di indonesia
keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap berdasarkan kemampuan untuk pemenuhan
kebutuhan dasar psikososial, ekonomi keluarga di masyarakat yaitu :
a)
Keluarga prasejahtera adalah keluarga
yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan
pengakaran agama, pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau keluarga yang
belum dapat memenuhi salah satu atau indikator keluarga sejahtera tahap satu.
b)
Keluarga sejahtera tahap I adalah
keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal serta telah
memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya yaitu kebutuhan pendidikan, KB,
interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan, tempat tinggal atau
transportasi.
c)
Keluarga Sejahtera tahap II (Keluarga
sejahtera II) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan yaitu
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
d)
Keluarga sejahtera tahap III (Keluarga
sejahtera III) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan
dasar, kebutuhan sosial, psikologis dan kebutuhan pengembangan tetapi belum
dapat memberikan sumbangan baik internal ataupun keluarga serta berperan aktif
dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan sosial, keagamaan,
kesenian, olahraga dan lain-lain.
e)
Keluarga tahap IV (Plus) adalah keluarga
yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik yang bersifat dasar,
sosial, perkembangan serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata bagi
masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman 1988
adalah sebagai berikut
a)
Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi
keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk memepersiapkan
anggota keluarga untuk berhubungan dengan orang lain.
b)
Fungsi sosialisasi dan tekspot
bersosialisasi (Social action and social placement function) adalah
fungsi pengembangan dan tempat melatih anak untuk kehidupan sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c) Fungsi Reproduksi (The
reproduction function) adalah fungsi untuk menghasilkan keturunan.
d) Fungsi Ekonomi (The Economic
function) adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan
atau memenuhi kebutuhan kelaurga.
e) Fungsi perawatan atau pemeliharaan
kesehatan (The health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar memiliki produktifitas tinggi.
F.
Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Sesuai
dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan
yang perlu dipelihara dan dilakukan meliputi :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
yang merupakan kebutuhan yang tidak boleh dibiarkan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kegiatan sumber daya dan dana keluarga habis.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang
tepat bagi keluarga, tugas ini merupakan upaya keluarga utama untuk mencari pertolongan
yang tepat yang mempunyai kemampuan memutusan untuk menentukan tindakan
keluarga.
3)
Merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4)
Memodifikasi lingkungan keluarga untuk
menjamin kesehatan keluarga
5)
Memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.
II. Konsep Dasar Penyakit Hipertensi
A.
Definisi
1.
Hipertensi didfenisikan oleh (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg dan dklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai
rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Keadaan dikategorikan sebagai primer atau esensial (hampir 90% dari semua
kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat
dikenali, seringkali daat diperbaiki. (Dongoes 2000).
2.
Hipertensi dapat didifinisikan sebagai
tekanan darah persistol dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi manual, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastollik 90 mmHg. (brunner dan suddarth, 2001).
3.
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik
yang melebihi dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik yang lebih dari 90 mmHg (Mansjoer, A. 1999).
B. Fisiologi jantung dan aliran darah
Jantung dapat bergerak mengembang dan menguncup yang
disebakan karena adanya saraf otonom. Rangsangan ini diterima oleh jantung pada
simpul saraf yang terdapat pada atrium dekstra
dekat venakafa yang disebut Modus sino Atrial.
Selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam
suara yang disebakan oleh katup-katup yang menutup. Bunyi pertama disebabkan
menutupnya katup aorta dan arteri
pulmonal setelah kontruksi dari ventrikal. Bunyi yang pertama panjang dan yang
kedua pendek dan tajam. Dalam keadaan normal, jantung tidak membuat bunyi lebih
keras, tetapi bila arus darah cepat atau kalau ada kelainan pada katup
maka terdapat bunyi bising.
Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode yaitu
:
a)
Periode kontruksi (periode sistole)
yaitu keadaan dimana jantung bagian vertikel dalam keadaan menguncup. Katup
bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula emilunaris aorta dan
valvula semilunaris arteri pulmonalis
terbuka, sendi masuk ke paru-paru kiri dan kanan, sedangkan darah dari
ventrikal sinistera mengalir ke aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
b)
Periode dilatasi (periode Diastole)
yaitu suatu keadaan dimana jantung mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis
terbuka, sehingga darah dari atrium sinistera masuk ke ventrikel destra.
c)
Periode istirahat yaitu waktu antara
periode kontraksi dan dibatasi dimana
jantung berhenti kira-kira 1/10 detik.
C. Etiologi
Dari seluruh penderita hipertensi ternyata 90 %
belum dapat diterangkan penyebabnya secara pasti. Hal ini disebut dengan
hipertenssi esensial yang merupakan problem bagi penderita itu sendiri dan
diduga penyebabnya antara lain :
a. Gangguan
emosi
b. Obesitas
c.
Konsumsi alkohol dan kopi secara
berlebihan
d. Merokok,
obat-obatan yang merangsang
e.
Faktor keturunan
Dan sekitar 10% hipertensi yang diketahui penyebab
disebut hipertensi sekunder yang disebabkan antara lain oleh penyakit
paroukimia ginjal, penyakit pembuluh darah ginjal, dan kelainan indokrin.
D.
Patofisiologi
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh darah bertanggung jawab pada pembuluh tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi ateosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam reaksi otot polos pembuluh darah.
Konsekwensinya volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curah jantung peningkatan tekanan perifer.
Dasar peningkatan tekanan darah pada orang gemuk
sampai saat ini belum jelas. Pada beberapa penyelidikan hemodinamika orang
gemuk ditemukan kenaikan konsumsi O2 dan juga denyut jantung yang
sedikit lebih meningkat. Penyelidikan merupakan adanya kenaikan volume darah
yang berdebar pada orang gemuk disebabkan oleh meningkatnya volume darah dalam
jaringan lemak. Pola makan yang tidak teratur dan tidak terkontrol cenderung
menyebabkan obesitas. Pada orang obesitas terjadi penimbunan lemak pada dinding
pembuluh darah jantung yang pada akhirnya akan terjadi pembesaran otot jantung
kiri sehingga mengakibatkan kegagalan memompa darah keseluruh tubuh.
E.
Klasifikasi
The
join national committten on detection and treatment of high blood pressure, suatu badan penelitian hipertensi
di USA menentukan batasan yang berbeda JNC – V, tekanan darah pada orang dewasa
berumur diatas 18 tahun, diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel Kriteria penyakit hipertensi menurut JNC –
V USA tahun 1993 (Dalimartha s.
Qwijaya Kusuma, 2004).
No.
|
Kriteria
|
Tekanan Darah
|
|
Sistolik
|
Diastolik
|
||
1.
2..
3.
|
Normal
Perbatasan
Hipertensi
Derajat 1 :
ringan (Mild)
Derajat 2 :
sedang (moderate)
Derajat 3 :
berat (sevete)
Derajat 4 :
sangat berat ( nery sevete)
|
<130
130 – 139
140 -159
160 – 179
180 – 209
>209
|
<85
85 – 89
90 -99
100 – 109
110 – 119
>119
|
Catatan :
a.
Jika penderita mempunyai tekanan
sistolik dan diastolik yang tidak termasuk dalam satu kriteria maka ia termasuk
dalam kriteria yang lebih tinggi. Misalnya mempunyai tekanan darah 180/120 mmHg
(dibaca sistolik 180 mmHg, diastolik 120
mmHg). Berdasarkan ketentuan ini orang tersebut tergolong penderia hipertensi
derajat 4 atau sangat berat.
b.
Apabila penderita memiliki kerusakan
atau resiko hipertensi, maka resiko tersebut harus disebutkan. Misalnya
hipertensi derajat 4 dengan DM.
F.
Tanda dan Gejala
Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan
apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan
pada retina seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh
darah dan pada kasus berat dapat terjadi oedema pupil. Individu yang menderita
hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Apabila ada
gejala yang timbul hal itu biasanya menunjukkan adanya kerusakan vaskuler
dengan manivestasi yang khas sesuai dengan sistem organ yang divaskularisasi
oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanivestasi sebagai nokturia (peningkatan urine pada malam hari) dan azetoma
(peningkatan nitrogen urea darah dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah
otak menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanivestasi
sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau gangguan tajam penglihatan
Smeltzer, Bore, 2002).
Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :
Nyeri kepala saat terjaga kadang-kadang disertai mual muntah akibat tekanan
darah intrakranial :
a)
Penglihatan kabur akibat kerusakan
retina akibat hipertensi
b)
Ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan-kerusakan susunan saraf pusat
c)
Nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan piltrasi glomerolus
d)
Oedema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi yaitu pusing, muka merah, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba,
sakit kepala, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
G. Komplikasi
Komplikasi umumnya terjadi pada hipertensi
berat yaitu apabila tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 130 mmHg atau
kenaikan darah yang mendadak tinggi diantaranya :
a. Stroke
b. Kerusakan
pada jantung, ginjal dan mata.
H. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
pada evaluasi pasien hipertensi masih merupakan perdebatan, pemmeriksaan yang
diperlukan adalah :
1)
Laboratorium
Kadar ureum dan kadar kretinin untuk mengenali
fungsi ginjal, kadar kretinin lebih berarti dibandingkan dengan ureum sebagai
modikator laju filtrasi glomerulus (GFR) yang menunjukkan derajat fungsi ginjal.
Kalium, pemeriksaan kalium dapat membantu
menyingkirkan alduteronisme primer pada pasien hipertensi.
Glukosa, oleh karena hipertensi sering dijumpai pada
pasien Diabetes Militus,kadar glukosa perlu
diperiksa yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan kadar glukosa 2 jam
setelah makan.
Luminalisasi,diperlukan karena selain dapat
membantu menonjolkan diagnosis penyakit
ginjal juga karena protel nuria ditemukan hampir pada seluruh pasien
2)
EKG dan rontgen dada
Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran apakah
hipertensi telah berlangsung lama. Pemeriksaan ventrikel kiri dan gabungan
kardiomegali di deteksi dengan pemeiksaan tersebut.
I. Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu :
1)
Penatalaksanaan non farmakologis atau
perubahan perilaku dan gaya hidup. Penatalaksanaan non farmatologis dapat
berupa penurunan berat badan, pengurangan penggunaan garam , menghindari faktor
resiko seperti merokok.
2)
Penatalaksanaan parmakologis
Pengobatan hipertensi berlandaskan pada beberapa prinsip, pengobatan
hipertensi sekunder lebih mengutamakan pengobatan kasual, pengobatan hipertensi
primer lebih dari tujuh bulan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi
timbulnya komplikasi. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan
obat anti hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan besar untuk seumur hidup.
Obat yang dapat diberikan diantaraanya:
a)
Deuritik
Tiazid 25 – 50 mg 1 – 2 kali sehari, aldakton 50 –
100 mg setiap pagi, furosemid 40 mg tiap hari, trim toven 50 – 100 mg dua kali
tiap hari.
b)
Golongan penghambat simpatetik
Metodopa 200 mg 2 -3 kali tiap hari
c)
Pengelat beta
Propanolol 10 mg 1 kali sehari, pindolol 1mg setiap hari,
acebutolol 0,3 mg setiap hari.
d)
Vasobilator
Hidrolizin 10 -25 mg tiap hari, monoksida 2,5 -5 mg
setiap hari, poksalzosin 1 – 4 mg setiap hari.
e)
Penghambat enzim komfersi engiostensin.
Caprtropril
12,5 mg 2 kali sehari, obat lain seperti lisinopril, fosionopril, kunopril, dan
delapril.
f)
Entagonis calsium
Obat
golongan ini adalah diltiazin 30 diberikan tiga kali sehari, nifedipin dan
veratamil.
J. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Dengan Hipertensi
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan
keluarga.
Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu
alam pengkajian meliputi dua tahap yaitu
A.
Membina hubungan yang baik.
Hubungan yang baik antara perawat-klien (keluarga) merupakan modal utama
pelaksanaan asuhan keperaawatan. Hubungan tersebut dapat di bentuk dengan
menerapkan komunikasi terpiutik yang merupakan stsrategi perawat untuk memberikan
bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. Beberapa hal yang
perlu dilakukan:
a)
Diawali dengan perawat memperkenalkan
diri dengan sopan dan ramah.
b)
Menjelaskan tuan kunjungan
c)
meyakinkan keluarga bahwa kehadiran
perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di keluarga.
d)
menjelaskan luas kesanggupan bantuan
perawat yang dapat dilakukan
e)
menjelaskan kepada keluarga siapa tim
kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat.
B.
Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan.
C.
Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk
memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Di sini perawat perlu mengungkap keadaan
keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Data yang perlu diperoleh dari pengkajian :
1)
Berkaitan dengan keluarga
a. Data
Demografi dan Sosiokultural
b. Data
lingkungan
c.
Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress
dan koping keluarga yang digunakan keluarga
e.
Perkembangan keluarga
2)
Berkaitan dengan individu sebagai
anggota keluarga
a.
Fisik
b.
Mental
c.
Emosi
d.
Sosial
e.
Spiritual
Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah :
1) Data umum
Data ini mencakup
kepala keluarga (KK), alamat dan telepon, pekerjaan KK, dan komposisi keluarga.
Selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.
a. Tipe keluarga
Yang
menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga. Untuk menentukan tipe keluarga,
lakukan identifikasi terhadap kepala keluarga.
b. Suku
bangsa
Yang
mengkaji asal/suku bangsa keluarga (pasangan), dapat digunakan untuk
mengidentifikasi budaya suku bangsa yang terkait dengan kesehatan, juga dapat
mengidentifikasi bahasa sehari-hari yang digunakan leh keluarga.
c.
Agama.
Yang
mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
d.
Status sosial ekonomi keluarga
Status
sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga
(orang tua maupun anak yang telah bekerja dan membantunya). Status sosial ekonomi
keluarga juga dipengaruhi oleh kebutuhan da barang yang dimiliki.
e.
Aktifitas rekreasi keluarga
Yang
dimaksud dengan rekreasi keluarga bukan hanya bepergian ke luar rumah secara
bersamaan atau sendiri menuju tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di
rumah untuk menikmati hiburan radio atau televisi bersama juga bercengkrama.
2)
Riwayat dan
tahap perkembangan keluarga
Beberapa
tahap dalam perkembangan keluarga antara lain :
a.
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap
perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluarga inti.
b.
Tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi. Bagian ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi
dan kendala yang dihadapi oleh keluarga yang juga dilakukan pengidentifikasian
mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan upaya yang telah dilakukannya.
c.
Riwayat kesehatan keluarga inti.
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti dimana riwayat masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan
pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan kesehatan.
d.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi
di atasnya). Yang menjelaskan riwayat kesehatan generasi di atas orang tentang
riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya
penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan sampai saai ini.
3)
Data lingkungan
Beberapa
data yang ada antara lain :
a.
Karakteristik rumah. Menjelaskan tentang
haasil identifikasi rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah
ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga,
sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mandi, cuci dan kakus, sarana air
bersih dan minum yang digunakan. Keadaan rumah akan lebih mudah dipelajari bila
digambar dengan denah rumah.
b.
Karakteristik tetangga dan komunitasnya.
Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yaitu
tempat keluarga bertempat tinggal meliputi kebiasaan seperti lingkungan fisik,
nilai atau norma serta aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.
c.
Mobilitas geografis keluarga.
Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluiarga. Mungkin keluarga sering
berpindah atau ada anggota keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada
keluarga yang dibina.
d.
Perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat. Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
e.
Sistem pendukung keluarga. Yaitu jumlah
anggota keluarga yang dimiliki anggota keluarga, dukungan psikologi anggota
keluarga atau masyarakat dan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga yang
dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.
4)
Struktur keluarga
a.
Beberapa struktur yang terdapat di dalam
keluarga yaitu :
Struktur peran, yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.
Struktur peran, yang menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.
b.
Nilai atau norma kelurga menjelaskan
nilai atau norma yang dipelajari oleh keluarga yang berhubungan dengan
kesehatan.
c.
Pola komunikasi keluarga, menjelaskan
bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan
bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi.
d.
Struktur kekuatan kelurga, menjelaskan
kemampuan kelurga untuk mempengaruhi dan mengendalikan angggota keluarga untuk
mengubah prilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
5)
Stress dan Koping Keluarga.
Stresor
jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan memerlukan waktu
penyelesaian lebih kurang 6 bulan. Stresor jangka panjang adalah stresor yang
dialami kelurga dan memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan
kelurga berespon terhadap stresor menjelaskan bagaimana keluarga berespon
terhadap stresor yang ada. Strategi koping yang digunakan menjelaskan tentang
strategi (mekanisme pembelaan) terhadap stresor yang ada. Disfungsi strategi
adaptasi menjelaskan tentang prilaku keluarga yang tidak adaptif ketika
mempunyai masalah.
6)
Pemeriksaan kesehatan.
Pemerikasaan
kesehatan pada individu anggota keluarga yang dilakukan tidak berbeda jauh
dengan pemeriksaan pada klien di klinik/rumah sakit meliputi pengkajian kebutuhan
dasar individu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
7)
Harapan keluarga.
Perlu
dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan untuk
membantu menyelesaikan kesehatan yang terjadi.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan yang
nyata dan masalah kesehatan yang potensial (pada individu, keluarga, kelompok)
dimana perawat dapat secara sah dan mandiri menanganinya dalam bentuk tindakan
keparawatan yang ditujukan untuk mencegah, mengatasi atau mengurangi masalah
tersebut. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah :
a)
Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga
terutama berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang tepat dalam
penanganan penyakit yang diderita.
b)
Kurang pengetahuan pada keluarga
terutama berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga memutusakan masalah tentang
pengobatan dan tindakan kesehatan.
c)
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat
tidur pada keluarga terutama berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodofikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan tidur.
d)
Intoleransi aktifitas gerak pada
keluarga terutama berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat untuk
melakukan latihan gerak di sekitar lingkungan.
e)
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh pada keluarga terutama berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai saranan konsultasi dengan
petugas kesehatan.
Perumusan
masalah kesehatan
Tipologi kesehatan
keluarga adalah :
a.
Ancaman kesehatan adalah keadaan dapat
memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan serta kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan, yang termasuk ancaman kesehatan adalah :
1)
Penyakit keturunan
2)
Keluarga anggota keluarga yang menderita
penyakit menular.
3)
Jumlah anggota keluarga yang tidak
sesuai dengan kemampuan keluarga
4)
Resiko terjadinya kecelakaan dalam
keluarga
5)
Kekurangan atau kelebihan diri
6)
Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan
stress
7)
Sanitsi lingkugan buruk diantaranya :
a.
Ventilasi dan penerangan kurang baik.
b.
Tempat pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat.
c.
Tempat penampungan tinja yang mencemari
penampungan air.
d.
SPAI yang tidak memenuhi syarat.
e.
Kebisingan.
f.
Polusi udara.
8)
Kebiasaan-kebiasaan merugikan
diantaranya adalah ;
a.
Merokok, minum minuman keras.
b.
Personal hygine kurang .
9)
Imunisasi anak tidak lengkap
b.
Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan
dalam memantapkan kesehatan.
Yang termasuk diantaranya adalah :
1)
Keadaan sakit.
2)
Kegagaln dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
c.
Situasi krisis adalah saat-saat yang
banyak menuntut individu atau keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga
dalam hal sumber daya keluarga.
Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
1)
Perkawinan
2)
Kehamilan
3)
Persalinan
4)
Masa nifas
5)
Pertambahan anggota keluarga
6)
Abortus
7)
Anak masuk sekolah
8)
Anak remaja
9)
Kehilangan pekerjaan
10)
Kematian anggota keluarga
11)
Pindah rumah
Tipologi diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu;
1)
Diagnosa aktual adalah masalah
keperawatan yang dialami oleh warga dan memerlukan bantuan dari perawat denagn
cepat
2)
Diagnosa resiko tinggi adalah masalah
keperawatan yang belum terjadi tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan
aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
3)
Diagnosa potensial adalah suatu keadaan
sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi keseimbangan dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Prioritas masalah kesehatan
Untuk dapat menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan kelurga perlu disusun skala prioritas seperti berikut ini :
Tabel 2.1 Skala Prioritas Masalah
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
1
|
Skala
-
tidak/kurang sehat
-
ancaman kesehatan
-
keadaan sejahtera
|
3
2
1
|
1
|
2
|
Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala
-
mudah
-
sedang/cukup
-
tidak rapat
|
2
1
0
|
2
|
3
|
Potensial masalah dapat
dicegah
Skala
-
tinggi
-
sedang/cukup
-
rendah
|
3
2
1
|
1
|
4
|
Menonjolnya masalah
Skala
-
masalah berat harus ditangani
-
ada masalah tapi tidak perlu ditangani
-
masalah tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
Skoring :
a.
Tentukan skoring untuk setiap kriteria
b.
Skor tersebut dibagi dengan skot
tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c.
Jumlah skor untuk semua kriteria
d.
Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk
seluruh bobot
2.1 Analisa
data
Tabel analisa data 2.2. Analisa Data
No
|
Data
|
Masalah
|
Penyebab
|
1
2
|
Data klien yang menunjukkan ketidak tahuan
anggota keluarga tentang resiko hipertensi
DS :
-
Klien mengatakan tidak tahu banyak tentang hipertensi
termasuk bahaya dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah maupun
menanggulanginya bila ada serangan
DO :
-
Klien tampak aktif bertanya tentang masalah hipertensi
Data klien yang Menunjukkan kurangnya informasi
tentang Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
DS :
-
Klien dan keluarga mengatakan apabila sakit yang
dirasakan tidak terlalu parah klien hanya istirahaat dirumah atau pergi
kedukun sekitar rumah
-
Klien mengatakan tidak punya uang untuk berubah
kedokter
DO :
-
Klien dan keluarga masih memanfaatkan dukun dari pada
petugas kesehatan
-
Klien tau keluarga aktif bertanya tentang pelayanan
kesehatan.
|
Penyakit hipertensi
Kurang pengetahuan
|
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
penyakit berhubungan dengan tidak mengerti penyebabnya.
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
|
Perencanaan (Intervensi)
Keperawatan
a.
Tipologi intervensi keperawatan
1)
Klasifikasi Friedman (1970) dalam naskah
keperawatan
kesehatan klasik, mengklasifikasikan intervensi sebagai
berikut (Marylin & friedman, 1998)
a.
Suplemental. Di sini perawat berlaku
sebagai pemberi pelayanan perawatan langsung dengan mengintervensi bidang-bidang
yang keluarga tidak melakukannya.
b.
Fasilitatif. Dalam hal ini perawat
keluarga menyingkirkan hal-hal terhadap pelayanan yang diperlukan seperti
pelayanan medis, kesejahteraan sosial.
c.
Perkembangan. Tujuan perawatan diarahkan
pada perbaikan kapasitas penerima perawat agar dapat bertindak atas nama
dirinya.
2)
Klasifikasi menurut Wright dan Leahey
(1984) mereka menggolongkan keluarga dalam 3 tingkatan fungsi keluarga yaitu :
a.
Kognitif : diarahkan pada fungsi
keluarga tingkat kognitif yang terdiri dai tindakan perawat dimana informasi
dan gagasan baru tentang suatu kesalahan atau pengalaman dikemukakan.
b.
Afektif : tindakan keperawatan yang
diarahkan kepada aspek-aspek afektif fungsi keluarga adalah tindakan yang
dirancang untuk menubah emosi dari anggota keluarga, shingga mereka dapat
memecahkan masalah lebih efektif.
c.
Perilaku : strategi-strategi perawatan
yang diarahkan untuk membantu anggota keluarga berinteraksi atas bertingkah
laku satu sama lain secara berbeda-beda dengan angota lain di luar keluarga.
b.
Tujuan rencana tindakan keperawatan
terhadap keluarga :
1)
Menstimulasi kesadaran atau penerimaan
keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan.
2)
Menstimulasi keluarga untuk memutuskan
cara-cara perawatan yang tepat.
3)
Memberikan kepercayaan diri selama
merawat anggota keluarga yang sakit.
4)
Membantu keluarga untu memelihara
(memodofikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
5)
Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya.
c.
Hal-hal penting dalam penyusunan rencana
asuhan kepoerawatan :
1)
Tujuan hendaknya logis sesuai masalah
dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
2)
Kriteria hasil dapat diukur dengan alat
ukur dan observasi dengan panca indra perawat yang objektif.
3)
Rencana disesuaikan denga sumber daya
dan dana yang dimiliki oleh keluarga yang mengarah pada kemandirian klien
sehingga tidak ketergantungan dapat diminimalis.
Implementasi.
Implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
independen (mandiri ) dan kolaborasi.
1)
Tindakan mandiri adalah aktifitas
perawatan yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain.
2)
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingakan antara :
1)
Hasil implementasi dengan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan.
2)
Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil
sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
3)
Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi
perludilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluaraga sehingga perlu juga
direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
4)
Evaluasi disusun dengan mengutamakan
SOAP yang operasional dengan pengertian :
S : Ungkapan perasaan dan keluhan yang
dirasakan secara objektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat di
identifikasi oleh perawat menggunakan pengamat yang objektif setelah
implementasi keperawatan keluarga.
A : Merupakan
analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria
dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan
keluarga.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakuan analisis
Pada tahap ini ada 2 evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat :
1)
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan selama proses asuhan keperawatan. Bertujuan menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuasi dengan kegiatan yang dilaksanakan sesuai
kontrak.
2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir. Bertujuan untuk menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa
keperawatan.
Dalam evaluasi ada 3 garis besar pengukuran hasill
perawatan yaitu :
a.
Keadaaan fisik
Adanya
perubahan fisik yang terjadi khususnya mengenai keluhan-keluhan yang diasakan
oleh anggota keluarga yang sehat.
b.
Psikologis atau sikap
Adanya
perubahan kemauan dari angota keluarga untuk membawa anggota keluarga yang
sakit ke tempat pelayanan kesehatan.
c.
Pengeahuan atau kelakuan dasar
Adanya
perubahan dalam pengetahuan serta kemampuan dalam merawat keluarga yang
menderita hipetrtensi.
BAB 3
|
3.1
Tahap Persiapan
Sebelum
melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Tn “M” ada beberapa hal yang
perlu dipersiapkan :
1. Menentukan Keluarga Sasaran
2. Membuat Jadwal Kunjungan
a. Membuat Kontrak dengan Keluarga Tn
“M”
b. Menentukan waktu kunjungan
c. Menetukan tempat pertemuan
3. Mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan dalam melaksanakan asuhan Keperawatan keluarga :
a. Format Pengkajian
b. Jam tangan
c. Alat tulis
d. Perlengkapan Medis
3.2
Tahap Pengkajian
Tanggal : Juli 2010 Jam : WITA
3.2.1
Identitas
a. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn “M”
Umur : 60 Tahun
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan : PGA
Pekerjaan : Tani
Alamat : Spakek
b. Komposisi Keluarga.
Komposisi Keluarga.
No
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Hub. Kel.
|
Pekerjaan
|
Pendidikan
|
1
2
3
4
|
Ny “R”
Nn “L”
Nn “S”
An“M”
|
P
P
P
p
|
45
20
19
9
|
Istri
Anak Kandung
Anak Kandung
cucu
|
Dagang
Dagang
Pelajar
pelajar
|
SD
SMA
SMA
SD
|
c. Genogram
Keteranagn :
: Laki – Laki : Garis Perkawinan
: Perempuan :
Garis Keturunan
: Meninggal : Tinggal Serumah
: Kilen
d. Type Keluarga : Nuclear Family
e. Suku Bangsa
1. Asal Suku Bangsa : Sasak
2. Budaya yang berhubungan dengan
kesehatan : Kalau ada anggota keluarga yang sakit biasanya di bawa ke
puskesmas.
3. Agama : semua anggota keluarga
beragama islam.
f. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah
: Kepala Keluarga yaitu Tn “M”
2. Penghasilan : ± Rp. 500.000,-/bulan.
3. Harta benda yang dimiliki : speda, TV
dan tape recorder
4. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
: untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya ± Rp.
130.000,-/bulan
g. Aktivitas Rekreasi : Berkunjung
kerumah keluarga dan tetangga.
3.2.2
Riwayat Dan Tahap Perkembangan
Keluarga
a. Riwayat kesehatan keluarga
Pada saat melakukan
pengkajian ibunya (Ny S”) terlihat
lemah, ia mengeluh pusing saat berdiri.
b. Riwayat penyakit keturunan : klien
dan keluarga mengatakan ada anggota keluarga yang menderita stroke yaitu :
kakak “Ny S”
c. Riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga Tn “M”
Tabel 3.2. Riwayat
Kesehatan
No
|
Nama
|
Umur
(th)
|
Keadaan
Kesehatan
|
Masalah
Keluarga
|
Tindakan Yang
Telah Dilakukan
|
1
2
3
4
5
|
Ny S”
Tn “D”
Tn “S”
Tn “N”
An “M”
|
45
20
19
17
9
|
Sakit
Sehat
Sehat
Sehat
Sehat
|
Hipertensi
-
-
-
-
|
Pergi Berobat ke Puskesmas
-
-
-
|
d. Sumber pelayanan kesehatan yang
dimanfaatkan : Puskesmas.
3.2.3
Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
1. Luas Rumah : 3 x 4 m2
2. Type Rumah : Permanen
3. Kepemilikian : Milik sendiri
4. Ventilasi/jendela : Ada
5. Sumber air minum : Sumur gali
6. Kamar mandi / WC : Tidak ada
7. Kebersihan Lingkungan : Kurang
8. Denah Rumah
Keterangan
KT :
Kamar Tidur
RK :
Ruang Keluarga
D :
Dapur
b. Karakteristik Tetangga dan Komunikasi
Kebiasaan : Gotong Royong, ramah.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi
dengan masyarakat : Kurang.
3.2.4
Struktur Keluarga
b. Pola/cara komunikasi keluarga :
keluarga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa sasak lebih dominan sedangkan
bahasa indonesia jarang digunakan
1. Kerukunan hidup dalam keluarga :
Kurang, keluarga tidak kompak dan terkadang acuh terhadap anggota keluarga yang
mempunyai masalah, ini terbukti pada saat klien sakit hanya anaknya saja yang
tinggal bersamanya yang berusaha mengobati klien, sedangkan keluarga yang lain
jarang datang berkunjung. Kalau betul-betul parah baru keluarga yang lain
datang.
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
: harmonis
3. Anggota keluarga yang dominan dalam
pengambilan keputusan : Kepala Keluarga Tn “M”
4. Kegiatan waktu senggang : digunakan
untuk istirahat dan nonton TV.
5. Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Ikut gotong royong (kadang-kadang).
c. Fungsi perawatan kesehatan
1. Pengetahuan dan persepsi keluarga
tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya : penyakit yang diderita Ny S”
dalam hal ini penyakit hipertensi, sudah
diketahui dan dimaklumi oleh keluarganya.
2. Kemampuan keluarga mengambil
keputusan tindakan yang tepat : klien pernah dibawa ke puskesmas, namun
terkadang karena ketidak cocokan pendapat dari anggota keluarga, akhirnya klien
tidak dibawa ke Puskesmas (ditunda pengobatannya)
3. Secara financial keluarga kurang
mampu tetapi keluarga Tn “M” mempunyai kartu Jamkesmas, tetapi karena kelainan
anggota keluarga Tn “M” jarang memeriksa Ny S” disamping itu juga tidak
mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan oleh Ny S”.
4. Kemampuan kelaurga memelihara
lingkungan rumah yang sehat ; keluarga kurang mampu melakukan, terlihat bahwa
ruang belum tertata dengan rapi.
5. Kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan (Puskesmas)
6. Fungsi Ekonomi
Upaya pemenuhan kebutuhan
sandang pangan : sudah bisa terpenuhi.
3.2.5
Stres dan Konflik Keluarga
a. Stressor jangka pendek : tekanan darahnya
sering meningkat
b. Stressor jangka panjang : konflik
keluarga sehingga kekompakan tidak pernah terjadi diantara anggota keluarga
untuk pengobatan klien
c. Respon keluarga terhadap stressor :
Keluarga hanya bisa berusaha dan berdo’a.
d. Strategi koping : keluarga berharap
segala masalah dapat teratasi dengan aman dan damai.
e. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga menyerahkan semua kepada Allah SWT.
3.2.6
KeadaanGizi Keluarga
Pemenuhan gizi : Baik
3.2.7
Pemeriksaan Fisik
a. Tn “M”
Keadaan Umum : Baik
Ø Tanda-tanda vital :
§ Tekanan darah : 120/80 mm Hg
§ Nadi : 78 x /menit
§ Respirasi : 20 x /menit
§ Temperature : 36oC
Ø Kepala : Bentuk bulat, rambut agak beruban, agak kusam, ada
ketombe, tidak ada lesi.
Ø Mata
: Konjungtiva normal(merah
muda), sklera normal, pergerakan bola mata normal akomodasi bagus.
Ø Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret.
Ø Mulut : gigi lengkap, tidak ompong, kotor, ada caries gigi,
mukosa bibir lembab
Ø Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Ø Thorax : expansi dada normal, bentuk simetris tidak ada
weizing/ronchi.
Ø Abdomen : Simetris, tidak ada benjolan, tidak teraba masa.
Ø Ekstrimitas Atas : Tangan bisa bergerak bebas tidak ada
oedema.
Ø Ektrimitas Bawah : Kaki dapat bergerak bebas, refleks patella
normal, tidak ada oedema.
Ø Tinggi badan : 160 cm
Ø Berat badan : 50 kg
b. Tn “D”
Ø Keadaan Umum : Baik
Ø Tanda – tanda vital
§ Tekanan darah : 120/80 mm Hg
§ Nadi :
80 x /menit
§ Respirasi : 20 x
/menit
§ Temperature : 36oC
Ø Kepala : Bentuk bulat, rambut hitam pendek, tidak ada ketombe
tidak ada lesi.
Ø Mata
: Konjungtiva normal,
sklera normal, adkomodasi baik pupil isokort.
Ø Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada reaksi alergi
dan tidak ada nyeri tekan.
Ø Mulut : Gigi lengkap, tidak ompong, kotor, ada caries, gigi
kurang bersih dan mukosa bibir lembab.
Ø Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ø Thorax : Expansi dada normal, bentuk simetris tidak ada
weizing/ronchi.
Ø Abdomen : Simetris, bising usus normal, tidak ada benjolan.
Ø Ekstrimitas Atas :
Pergerakan bebas tidak ada kelainan, tidak ada oedema.
Ø Ektrimitas Bawah : Pergerakan bebas tidak ada oedema
c. Tn “S”
Ø Keadaan Umum : Baik
Ø Tanda – tanda vital
§ Tekanan darah : 120/60 mm Hg
§ Respirasi : 20 x /menit
§ Nadi :
78 x /menit
§ Temperature : 36oC
Ø Kepala : Bentuk bulat, rambut lurus hitam pendek, tidak ada lesi
dan tidak ada ketombe.
Ø Mata
: Konjungtiva normal,
pergerakan bola mata normal, akomodasi baik, pupil isokort.
Ø Hidung : Bentuk simetris, tidak polip, tidak ada reaksi alergi,
dan tidak ada nyeri tekan.
Ø Mulut : Gigi lengkap, tidak caries gigi, bersih dan muklosa
bibir lembab.
Ø Telinga : Simetris, pendengaran baik, tidak ada serumen.
Ø Leher :
Tidak ada pembemkakan kelenjar tiroid
Ø Thorax : Expansi dada normal, tidak ada weizing/ronchi.
Ø Abdomen : Simetris, bising usus normal.
Ø Ekstrimitas Atas : Pergerakan bebas tidak ada kelainan,
tidak ada oedema.
Ø Ektrimitas Bawah : Pergerakan bebas, tidak ada oedema.
d. Tn “N”
Ø Keadaan Umum : Baik
Ø Tanda-tanda vital
§ Tekanan darah : 110/80 mm Hg
§ Nadi : 80 x /menit
§ Respirasi : 18 x /menit
§ Temperature : 36oC
Ø Kepala : Bulat, rambut pendek hitam lurus, tidak ketombe, tidak
ada lesi.
Ø Mata
: Konjungtiva normal,
sklera normal, adkomodasi baik.
Ø Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada reaksi alergi
dan tidak ada nyeri tekan.
Ø Mulut : Gigi lengkap / tidak ompong, tidak ada caries, bersih
dan mukosa bibir lembab.
Ø Leher :
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Ø Thorax : Expansi dada normal, bentuk simetris tidak ada
weizing/ronchi.
Ø Abdomen : Simetris, bising usus normal, tidak ada benjolan.
Ø Ekstrimitas Atas : Pergerakan bebas tidak ada kelainan,
tidak ada oedema.
Ø Ektrimitas Bawah : Pergerakan bebas tidak ada oedema
e. An “M”
Ø Keadaan Umum : Baik
Ø Tanda – tanda vital
§ Respirasi : 20 x /menit
§ Temperature : 36oC
Ø Kepala : Rambut hitam pendek, tidak ada ketombe.
Ø Mata
: Simetris, konjungtiva
normal, sklera normal, akomodasi baik.
Ø Hidung : Simetris, tidak polip, tidak ada reaksi alergi dan tidak
ada nyeri tekan.
Ø Mulut : Gigi lengkap, tidak ompong, tidak ada caries gigi,
bersih dan mukosa bibir lembab
Ø Leher :
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Ø Thorax : Expansi dada normal, bentuk simetris tidak ada
weizing/ronchi.
Ø Abdomen : Simetris, bising usus normal, tidak ada benjolan.
Ø Ekstrimitas Atas : Pergerakan bebas tidak ada kelainan,
tidak ada oedema.
Ø Ektrimitas Bawah : Pergerakan bebas tidak ada oedema
f. a. Identitas
Nama :
Ny S”
Umur :
45 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : -
Pekerjaan : IRT
b. Keluhan/Riwayat penyakit saat ini :
pusing, jika baru berdiri.
c. Riwayat penyakin sebelumnya :
keluarga klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah mengalami sakit serius,
ataupun sampai dirawat inap di rumah sakit.
Ø Keadaan Umum : Baik
Ø Tanda-tanda vital
·
Tekanan
darah : 170/100 mm Hg
·
Respirasi
: 18 x /menit
·
Nadi
: 80 x/menit
·
Temperature
: 36,2 oC
Ø Kepala : Bentuk bulat, rambut lurus hitam, tidak ada lesi ketombe
tidak ada
Ø Mata
: Konjungtiva normal,
pergerakan bola mata normal akomodasi baik, pupil isokort
Ø Hidung : Simetris, tidak polip, ada serumen
Ø Mulut : Gigi lengkap, tidak ompong, tidak ada caries gigi,
bersih dan mukosa bibir lembab
Ø Leher :
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Ø Thorax : Expansi dada normal, bentuk simetris tidak ada
weizing/ronchi.
Ø Abdomen : Simetris, bising usus normal, tidak ada benjolan.
Ø Ekstrimitas Atas : Pergerakan bebas tidak ada kelainan,
tidak ada oedema.
Ø Ektrimitas Bawah : Pergerakan bebas
tidak ada oedema
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan : 56 kg
3.2.8
Harapan Keluarga
Terhadap
masalah kesehatannya : Keluarga berharap agar tekanan darahnya bisa turun
(normal).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA
Analisa Data
Tabel Analisa Data
No
|
Sign & Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
Ds :
-
Ny S” menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan jarang merasakan
kepala pusing meskipun TD 170/100 mmHg
-
Ny S” tetap melakukan aktifitas di rumah
-
Ny S” Jarang memeriksa tekanan darahnya
-
Ny S” mengatakan makan-makanan yang seharusnya tidak boleh dimakan
DO:
-
Pemeriksaan fisik umum : keadaan umum Ny ”S” tampak segar tetapi kadang
takut.
-
Tanda-tanda vital
TD : 170/100 mmHg
N : 88 x/menit
-
RR : 24 x/menit
|
Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada
anggota keluarga yang sakit
|
Kurang pengetahuan
|
2
|
Ds
-
Klien mengeluh pusing
-
Keluarga mengatakan tidak memahami sifat dan luasnya masalah yang
dialami klien.
-
Keluarga sering. Terjadi ketidak cocokan pendapat dari anggota keluarga
sehingga pengobatan klien tertunda.
-
Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan penyakit
hipertensi.
DO.
-
TC. 170/100 mmHg, nadi 80 x/menit
|
Ketidak mampuan keluarga merawat
Anggota keluarga yang sakit
|
Gangguan rasa nyaman (pusing)
|
3
|
DS:
-
Mengatakan jarang memeriksa tekanan darahnya
-
Mengatakan belum paham tentang cara-cara pencegahan hipertensi
-
Mengatakan menderita hipertensi ± 3 thn yang lalu.
DO : TC 170/100 mmHg
N : 80
x/menit
RR: 24 x/menit
|
Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
|
Resiko terjadinya komplikasi.
|
Penilaian (scoring)
Diagnosis
Tabel Scoring Diagnosis Keperawatan
No DX
|
Cerita
|
Skor
|
Bobot
|
Nilai
|
Pembenaran
|
1
|
a. Sifat masalah :
Tidak/kurang sehat
b. Kemungkinan masalah dapat di ubah:
Cukup
c. Potensial masalah untuk dicegah:
Tinggi
d. Menonjol masalah: Masalah berat
harus segera ditangani.
|
3
1
3
2
|
1
2
1
1
|
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
3/3 x 1 = 1
2/2 x 1 = 1
|
Ketidak mampuan keluarga untuk merawat Ny S” dengan
penyakit hipertensi merupakan ancaman terjadinya penyakit
Lamanya penyakit ±3 tahun yang lalu.
Penyakit hipertensi terjadi bias diobati
Bila tidak segera di tangani maka bisa terjadi hipertensi
berlanjut.
|
|
Total Score
|
|
|
4
|
|
2
|
a. Sifatnya masalah : tidak/kurang
sehat
b. Kemungkinan masalah dapat diubah :
Cukup
c. Potensial masalah untuk dicegah:
Tinggi
d. Menonjolnya masalah: Masalah berat
harus segera ditangani
|
3
1
3
2
|
1
2
1
1
|
3/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
3/3 x 1 = 1
2/2 x1 = 1
|
Penyakit hipertensi merupakan suatu keadaan kurang
sehat/tidak sehat.
Kebiasaan klien yang dapat mendorong kekambuhan akan
terualang kembali.
Pengobatan sudah di lakukan, sumber daya mencukupi
Keluarga menyadari adanya masalah dan harus segera
ditangani.
|
|
Total Score
|
|
|
4
|
|
3
|
a. Sifat masalah :
Ancaman kesehatan
b. Kemungkinan masalah dapat diubah:
Sebagian
c. Potensial masalah untuk dicegah :
Cukup
d. Menonjolnya masalah: Masalah berat
harus segera ditangani
|
2
1
2
2
|
1
2
1
1
|
2/3 x 1 = 2/3
½ x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
|
Memerlukan penanganan yang secepatnya untuk mencegah
komplikasi sumber dan tindakan.
Dapat dijangkau keluarga
Terjadinya penyakit.
Komplikasi dapat dicegah
bila segera ditangani
Akan mengakibatkan stroke, gagal jantung.
|
|
Total score
|
|
|
3 1/3
|
|
Penentuan prioritas
sesuai dengan kriteria skala
Tabel Penentuan prioritas masalah
keperawatan
Prioritas
|
Diagnosa Keperawatan
|
Skor
|
1
2
3
|
Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan
hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
Gangguan rasa nyaman (pusing) b/d ketidak mampuan keluarga
mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat.
Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak
mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi
|
4
4
3 1/3
|
Rencanan Asuhan
Keperawatan Keluarga
Nama kk : Tn “M”
Alamat : Dusun Peresak
Tabel Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Hari/Tanggal
|
No DX
|
Tujuan
|
Kriteria
|
Standar
|
Intervensi
|
Sabtu
17–07–2010
10.30 Wita
|
1
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1-2 x kunjungan rumah diharapkan pengetahuan keluarga
tentang hipertensi meningkat
Keluarga dapat memutuskan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi.
Keluarga mampu melakukan
perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Keluarga dapat menggunakan
fasilitas yunkes secara tepat untuk mengetahui komplikasi
|
Verbal
Verbal
Psikomotor
Psikomotor
|
-
Mampu
menjelaskan arti hipertensi
-
Mampu
menjelaskan penyebab hipertensi
-
Mampu
menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
-
Mampu
menyebutkan cara pencegahan hipertensi
-
Mampu
menyebutkan salah satu komplikasi dari hipertensi
-
Keluarga mampu
untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipertensi
dengan membawa anggota keluarga yang sakit berobat ke Rs atau puskesmas
-
Keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
-
Keluarga mampu
menentukan status nutrisi /gizi sesuai dengan standar kesehatan yang
mengalami hipertensi
-
Keluarga mampu
mengontrol emosi dan menata stress
Keluarga membawa anggota
keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan terdekat.
|
-
Kajian
pengetahuan keluarga tentang hipertensi
ü
Pengertian
hipertensi
ü
Penyebab
hipertensi
ü
Tanda dan
gejala hipertensi
ü
Pencegahan
hipertensi
ü
Konflikasi
hipertensi
-
Diskusi adanya
tanda dan gejala hipertensi serta faktor yang memperburuk kondisi
-
Bimbingan
keluarga untuk mengulangi apa yang telah di ajarkan.
-
Jelaskan akibat
lanjut dari penyakit hipertensi jika tidak segera ditangani
-
Bimbingan untuk
mengatasi resiko penyakit hipertensi
-
Jelaskan
petunjuk perawatan hipertensi dengan melakuan control secara rutin.
-
Jelaskan
manfaat gizi seimbang
-
Demontrasikan
cara menyusun menu yang benar untuk nutrisi yang dianjurkan dan yang tidak
dianjurkan
-
Anjurkan klien
untuk menghidari stress
-
Ajurkan klien
menata stress.
Jelaskan pada keluarga
pelayanan yang cepat di manfaatkan
-
Anjurkan klien untuk kontrol secara rutin.
-
Anjurkan
keluarga untuk mengguanakan yankes.
-
|
Sabtu
17-07-2010
10.45
Wita
|
2
|
Setelah dilakukan awetan
diharapkan:
-
Klien merasa
nyaman.
-
Rasa pusing
berkurang
Keluarga dapat memutuskan
tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah hipotesis
Keluarga mampu melakukan
perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
|
Verbal
Verbal
Psikomotor
|
-
Keluarga dapat
mengetahui hal-hal yang dilakukan terhadap penderita Hipotesis di rumah
-
Keluarga mampu
mengambil keputusan yang tepat untuk klien
-
Keluarga dapat
memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk pengobatan
Keluarga mampu untuk
merawat anggota keluarga yang sedang sakit.
-
Keluarga
berusaha menghindarkan klien dari faktor pencetus seperti: (kopi, garam,
stres)
-
Keluarga
bersedia untuk mengontrol anggota keluarga yang sakit secara rutin.
-
Keluarga segera
tanggap bila klin mengeluh pusing yang dirasak tak kunjung reda.
|
-
Kaji
pengetahuan keluarga untuk mengatasi penyakit Hipotesis
-
Berikan
kesempatan pada klien oleh keluarga untuk menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti untuk
mengatasi penyakit hipotesis
-
Evaluasi secara
singkat terhadap topik yang didiskusikan dengan klien dan keluarga Tn “K”
-
Diskusikan
dengan keluarga Tn “M” bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat bagi
klien
-
Kaji pikiran
keluarga Tn “M” untuk menyediakan sumber daya yang ada (keuangan dan
transportasi untuk pengobatan.
-
Kaji kemampuan
NY S” yang telah dilakukan untuk menghindari faktor pencetus.
-
Anjurkan
keluarga untuk membawa anggota keluarga yang sakit ke yankes untuk mengontrol
kondisi klien
-
Lakukan
kunjungan rumah secara rutibn untuk mengetahui prilaku klien dan keluarga
dirumah.
|
Sabtu
17-07-2010
11.15 Wita
|
3.
|
Setelah dilakukantindakan
keperawatan selama 1-2 x kunjungan rumah diharapkan resiko terjadinya
komplikasi dapat dicegah.
Keluarga mampu memutuskan
tindakan yang tepat akibat dari komplikasi Hipotesis
Keluarga mampu melkaukan
perawatan pada anggota keluarga
Keluarga dapat
menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan secara tapat untuk merawat apabila tekanan darah terus meningkat.
|
Verbal
Verbal
Psikomotor
Psikomotor
|
-
Keluarga dan
klien mampu menyebutkan penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah
-
Keluarga mampu
menyebutkan tanda peningkatan tekanan darah
-
Keluarga mampu
menyebutkan akibat yang mungkin terjadi dari peningkatan tekanan darah.
-
Keluarga mampu
memutuskan tindakna yang tepat untuk mengatasi komplikasi
-
Keluarga amampu
merawat anggota keluarga dengan mengontrol makanan yang harus dipantangi
-
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah terseida
|
-
Jelaskan kepada
kelurga Tn “M” tentang kemungkinan penyebab terjadinya tekanan darah tinggi
-
Jelaskan
tentang tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah
-
Jelaskan
tentang akibat dari peningkatan tekanan darah
-
Jelaskan
komplikasi akibat hipotesis
-
Berikan
keluarga kesempatan untuk mengambil keputusan
-
Jelaskan
tentang makanan yang boleh dan tidak boleh di makan oleh Ny “S”
-
Jelaskan pada
keluarga tentang fasilitas yankes yang dapat dimanfaatkan.
-
Berikan
pengaetahuan terhadap prilaku yang telah dilakukan untuk mempertahankan agar
tidak terjadi komplikasi
|
Implementasi
Nama KK : Tn “M”
Alamat : Peresak
Tabel Implementasi Keperawatan
Hari/Tanggal
|
No DX
|
Implementasi
|
Respon
|
Ttd
|
Senin
19–0–2010
08.30 Wita
|
1
|
-
Mengkaji
pengetahuan keluarga tentang hipotesis
·
Pengertian
Hipotesis
·
Penyebab
hipotesis
·
Tanda dan
gejala hipoteisis
·
Pencegahan
hipotesis
·
Komplikasi
hipotesis
-
Mendiskusikan
adanya tanda dan gejala serta faktor yang memperburuk kondisi
-
Membimbing
keluarga untuk mengulangi apa yang telah diajarkan
-
Menjelaskan
akibat lanjut dari penyakit hipoteisis jika tidak segara ditangani.
-
Membimbing
keluarga untuk mengulangi apa yang telah diajarkan
-
Menjelaskan
petunjuk perawatan hipotesisi dengan melakukan control secara rutin.
-
Menjelaskan
manfaat gizi seimbang
-
Mendemonstrasikan
cara menyusun menu yang benar untuk nutrisi yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
-
Menganjurkan
klien untuk menghidari stres
-
Mengajarkan
klien cara menata stress
-
Menjelaskan
pada keluarga dan klen pelayanan dan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
·
Menganjurkan
klien kontrol secara rutin
·
Menganjurkan
kluarga dan klien untuk menggunakan yankes.
|
-
Keluarga Tn “M” kurang memahami tentang penyakit hipertensi dan
tidak bisa menyebutkan
·
Pengertian
Hipoteisi
·
Tanda dan
gejala hipotesis
·
Pencegahan
hipotesis
·
Komplikasi
hipotesis
-
Ny S”
mengatakan sering pusing tetapi tidak mengetahui bahwa tanda dan gejala
tersebut adalah tanda dan gejala dari hipotesis
-
Keluarga Tn “M” masih belum lancar menyebtkan/ mengulangi apa
yang telah diajarkan
-
Ny S”
mengatakan tidak mengetahui akibat lanjut dari hipoteisi
-
Keluarga Tn “M” sanggup untuk mengikuti pengarahan dan
bimbingan setelah kontrak waktu dengan perawat
-
Ny S” sanggup
melakukan kontrol secara rutin ke PKM jika obat yang diberikan habis
-
Ny S”
mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh perawat.
-
Ny S” mau
menjalankan anjuran perawat sesuai menu yang dianjurkan
-
Keluarga Tn “M” sanggup untuk menghindari Ny S” dari stres
-
Ny S” mau
mengikuti cara menata stess yang di ajarkan oleh perawat.
-
Keluarga Tn “M” mengatakan sudah mengetahui pelayanan kesehatan
yang dapat dimanfaatkan.
·
Ny S” sanggup
mengontrol ke PKM jika obat sudah habis.
·
Keluarga Tn “M” dan Ny S” mau menggunakan pelayanan kesehatan
tidak lagi kedukun
|
|
Senin
19-07-2010
09.00 Wita
|
2
|
-
Mengkaji
pengetahuan keluarga Tn “M” untuk mengatasi penyakit Hipertensi
·
Memberikan
kesempatan pada Ny S” untuk menanyakan hal-hal yang kurang di mengerti untuk
mengatsai penyakit hipertensi
·
Mengevakuasi
secara singkat terhadap topik yang disampaikan pada keluarga Tn “M” dan pada
Ny “S”
-
Mendiskusikan
dengan keluarga Tn “M” bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat bagi Ny
“S”
-
Mengkaji
pikiran keluarga Tn “M” untuk menyediakan suber daya yang ada (keluarga dan transportasi)
untuk pengobatan
-
Mengkaji
kemampuan Ny S” yang telah dilakukan untuk menghidnari faktor pencetus
-
Menganjurkan
keluarga Tn “M” untuk membawa Ny S” kepelayanan kesehatan yaitu PKM atau
Rumahsakit untuk mengontrol kondisinya.
-
Melakukan
kunjungan rumah keluarga Tn “M” secara rutin untuk mengetahui prailaku
keluarga Tn “M” dan Ny S” dirumah.
|
-
Keluarga Tn “M” tidak mengetahui tentang cara mengatrasi
penyakit hipertensi
-
Keluarga Tn “M” akitif bertanya tentang cara mengatasi penyakit
hipertensi
-
Keluarga Tn “M” masih belum lancar menyebutkan apa yang telah
disampaikan tadi oleh perawat
-
Keluarga Tn “M” bingung mengambil keputusan yang tepat untuk Ny
“S”
-
Tn “M”
mengatakan ada anaknya yang akan mengantar kan Ny “K” pergi berolbat ke PKM
-
Ny S” mengatakna
kadang sulit tidur karena banyak pikiran fdan sesekali Ny “S”: minum kopi
-
Keluarga Tn “M” sanggup membawa Ny S” kepelayanan kesehatan
yaitu PKM atau Rumahsakit untuk mengontrol kondisi Ny “S”
-
Ny S” rajin
minum obat sesuai instruksi dokter dari PKM
|
|
Senin
19-07-2010
09.00 Wita
|
3
|
-
Menjelaskan
kepada keluarga Tn “M” dan pada Ny S” tentang kemungkinan penyebab terjadinya
tekanan darah tinggi.
-
Menjelaskan
tentang tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah
-
Menjelaskan
kepada Ny S” tentang akibat dari peningkatan tekanan darah
-
Memberikan kesempatan
kepada keluarga Tn “M” untuk mengambil keputusan
-
Menjelaskan
tentang makanan yang boleh dan tidak boleh didimakan oelh Ny S”
-
Menjelaskan
pada keluarga Tn “M” tentang fasilitas yankes yang dapat dimanfaatkan
-
Memberikan
pengetahuan terhadap prilaku yang telah dilakukan oleh Ny S” untuk terus
mempertahankan agar tidak terjadi komplikasi.
|
-
Keluarga Tn “M” dan Ny S” mendengarkan penjelasan perawat
-
Ny S”
menganggukkan kepala sambil mendengarkan penjelasan yang sedang disampaikan
-
Ny S” aktif
bertanya tentang akibat dari peningkatan tekanan darah
-
Keluarga Tn “M” mengatakan akan segera menyuruh
anaknyamengantar Ny S” untuk berobat jika timbul tanda dan gejala dari
Hipertesis
-
Ny S” sanggup
mengindari makanan yang tidak dianjurkan oleh perawat
-
Keluarga Tn “M” mengetahui tentang fasilitas yankes yang dapat
dimanfaatkan
-
Keluarga Tn “M” sanggup untuk merawat Ny S” sampai sembuh.
|
|
Selasa
20-07-2010
09.00 Wita
|
1
|
-
Mengkaji
pengetahuan keluarga tentang hipertensi
·
Pengertian
hipertensi
·
Penyebab
Hipertensi
·
Tanda dan
gejala
·
Pencegahan
hipertensi
·
Komplikasi
-
Mendiskusikan
adanya tanda dan gejala yang timbul serta faktor yang memperburuk keadaan
-
Membimbing
kembali pada keluarga Tn “M” untuk mengulangi apa yang telah diajarkan pada
kunjungan rumah yang kemarin
-
Menjelaskan
pada Ny S” akibat lanjut dari penyakit hipertensi
-
Menjelaskan
manfaat gizi seimbang kepada keluarga Tn “M”
-
Mendemonstrasikan
cara menyusun menu yang benar sesuai diet yang dianjurkan pada Ny “S”
-
Menjelaskan
kepada Ny S” cara menata stress
|
-
Keluarga Tn “M” sudah sedikit memahami tentang penyakit
Hipertensi dan sudah mengerti tentang:
·
Pengertian
Hipertensi
·
Penyebab
hipertensi
·
Tanda dan
gejala hipertensi
·
Pencegahan
hipertensi
·
Komplikasi
hipertensi
-
Ny S”
mengetahui bahwa jika merasa pusing maka merupakan salah satu tanda dan
gajala dari Hipertensi
-
Keluarga Tn “M” masih belum lancar untuk mengulangi kembali
tetapi sudah lebih mengerti dari sebelum dilakukan kunjungan rumah.
-
Ny S”
mengetahui bahwa hipertesi bisa mengakibatkan stroke
-
Keluarga Tn “M” memahami tujuan gizi seimbang bagi tubuh
-
Ny S” mengerti
car dan tujuan menyusun menu yang benar sesuai diet yang dianjurkan
-
Ny S” mengerti
cara menata stress
|
|
Selasa
20-07-2010
09.30 Wita
|
2
|
-
Mengkaji pengetahuan
keluarga Tn “M” untuk mengatasi penyakit Hipertensi
·
Memberikan
kesempatan pada Ny S” untuk menanyakan hal yang kurang dimengerti untuk
mengatasi penyakit hipertensi
·
Mengevaluasi
secara singkat terhadpa topik yang disampai pada keluarga Tn “M” dan Ny S”
-
Mendiskusikan
kembali dengan keluarga Tn “M” cara mengambil keputusan yang tepat bagi Ny S”
-
Mengkaji
kemampuan Ny S” yang telah dialakukan untuk menghindari faktor pencetus
-
Menganjurkan
keluarga Tn “M” untuk membawa Ny S” kepelayanan kesehatan yaitu PKM/ RS untuk
mengontrol kondisinya.
-
Melakukan
kunjungan rumah keluarga Tn “M” secara rutin untuk mengetahui prilaku
keluarga Tn “M” dalam merawat Ny S” yang sedang menderita hipertensi.
|
-
Keluarga Tn “M” sedikit mengetahui tentang cara mengatasi
penyakit hipertensi
-
Ny S” tampak
antusias bertanya tentang cara mengatasi penyakit hipertensi
-
Keluarga Tn “M” mmasih belum lancar menyebutkan apa yang telah
disampaikan oleh perawat
-
Keluarga Tn “M” mampu mengambil keputusan yang tepat untuk Ny
S”
-
Ny S” mengatakan
kadang-kadang sulit tidur karena banyak pikiran dan sekali Ny S” minum kopi
-
Keluarga Tn “M” sanggup membawa Ny S” kepelayanan kesehatan
yaitu PKM atau Rumahsakit untuk mengontrol kondisi Ny “S”
-
Ny S” rajin
minum obat yang diberikan di PKM sesuai instruksi Dokter
|
|
Selasa
20-07- 2010
10.00
Wita
|
3
|
-
Menjelaskan
kepada Tn “M” dan pada Ny “S” tentang kemungkinan penyebab terjadinya tekanan
darah tinggi
-
Menjelaskan
tentang tanda dan gejala terjadinya peningkatan tekanan darah
-
Menjelskan
Kepada Ny “S” tentang akibat dari peningkatan tekanan darah
-
Memberikan
kesempatan kepada keluarga Tn “M” untuk mengambil keputusan yang tepat untuk
Ny “S”
-
Menjelaskan
kepada Ny “S” terkait makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari
-
Memberikan
pengetahuan kepada Ny “S” dan keluarganya untuk terus mempertahankan sikap
yang telah dilakukan untuk terus mempertahankan agar tidak terjadi komplikasi
|
-
Keluarga Tn “M” mengetahui penyebab terjadinya tekanan darah
tinggi setelah dijelaskan
-
Ny “S”
menganggukan kepala sambil mendengarkan penjelasan yang sedang disampaikan
-
Ny “S”
mendengarkan penjelasan yang disampaikan
-
Tn “M”
mengatakan akan segara membawa Ny “S” berobat ke PKM jika obatnya sudah habis
dan timbul tanda dan gejala dari hipertensi.
-
Ny “S”
menyatakan sanggup mempertahankan sikap yang telah dijalani yaitu menghidari
makanan yang tidak dianjurkan
-
Ny “S” dan
keluarganya masih mempertahankan sikap yang telah dijalani sesuai dengan
dianjurkan
|
|
Rabu
21-07- 2010
08.30
Wita
Rabu
21-07- 2010
08.40
Wita
Rabu
2-07-2010
09.10
Wita
|
1
2
3
|
-
Membimbing
kembali tiap kunjungan rumah kepada Ny “S” untuk mengulangi apa yang telah di
ajarkan pada kunjungan yang kemarin
-
Menanyakan
kepada Ny “S” cara menyusun menu sesuai diet yang dianjurkan apakah masih
dipertahankan atau tidak.
-
Menanyakan
kepada Ny “S” apakah sudah mengerti dan sudah menjalankan cara menyusun
stress
-
Mengkaji
kembali pengetahuan Ny “S” untuk mengatasi penyakit hipertensi
-
Mengevaluasi
kembali tentang topi yang telah disampaikan oleh perawat.
-
Mengontrol
kembali Ny “S” terkait makanan yang dianjurkan dan dipantangi
-
Menanyakan
kepada Ny “S” tentang keluhan yang dirasakan sekarang.
|
-
Ny “S” bisa
mengulangi kembali dan sudah mengerti jika dibandingkan dari sebelum
dilakukan kunjungan rumah.
-
Ny “S”
mengatakan masih memeprtahankan cara mengatur diet yang dianjurkan
-
Ny “S”
mengatakan sudah mengerti dan sudah menjalankan cara menyusun stress yang
telah dijalankan.
-
Ny “S”
mengetahui cara mengatasi penyakit hipertensi
-
Ny “S” mampu
menyebutkan apa yang sudah dijelaskan oleh perawat
-
Ny “S”
mengatakan masih mempertahankan sikap yang telah dijalankan
-
Ny “S”
mengatakan rasa pusing sudah berkurang.
|
|
3.3
Evaluasi
Nama kk : Tn “M”
Alamat : Dusun Peresak
Evaluasi Keperawatan.
Hari/Tanggal
|
No DX
|
Evaluasi
|
Kamis
22–07–2010
09.00
Wita
Kamis
22-07-2010
09.30 Wita
Kamis
22-07-2010
10.00
Wita
|
1
2
3
|
S : Keluarga Tn
“M” mengatakan sudah bisa mengenal masalah kesehatan terutama tentang
hipertensi
O
: Keluarga Tn “M” mampu menyebutkan tentang :
-
Pengertian
Hipertensi
-
Penyebab
Hipertensi
-
Tanda dan
gejala Hipertensi
-
Pencegahan
hipertensi
-
Komplikasi
hipertensi
A
: Masalah teratasi
P
: Intervensi dihentikan
S :
Keluarga mengatakan sudah bisa mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
penyakit klien.
O :
Keluarga sepakat untuk selalu membawa klien ke puskesmas untuk mengotrol
tekanan darahnya
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dihentikan.
S :
Keluarga Tn “M” mengatakan sudah mampu merawat Ny
“S”
- Keluarga Tn “M” mengatakan sudah
mengetahui bahwa salah satu akibat hipertensi stroke
-
Keluarga Tn “M” mengatakan sudah mengerti tentang diet yang diberikan
kepada Ny “S”.
O :
Ny “S” rutin minum obat yang telah diberikan di PKM sesuai instruksi dokter
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dihentikan.
|
|
A.
Daftar Pustaka
1. Brunner dan Suddart (2001). Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Buku Kedokteran, Jakarta: EGC.
2. Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit
Buku Kedokteran Jakarta
: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar