ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN KEPRIBADIAN
A.TINJAUAN TEORITIS KASUS
1. Pengertiaan
Sifat kepribadian adalah perilaku
yang merefleksikan bagaimana orang merasakan. berhubungan, dan berpikir tentang
diri mereka sendiri dan lingkungannya.
Menurut Kurt Schneider,gangguan kepribadian
adalah suatu kepribadiaan yang menyukarkan dan merugikan dirinya sendiri dan
masyarakat.Gangguan kepribadian ini terjadi secara kontitusional (bukan
diperoleh karena penyakit).
Dianggap mengalami gangguan
kepribadian hanya jika sifat kepribadian menjadi kaku, mengalahkan diri sendiri , atau maladaptive
dan menyababkan gangguan atau ansietas yang serius. Dengan ganguan kepribadian,
pengalaman dan perilaku internal seseorang sangat jelas berbeda dari norma
budaya seseorang. Menurut kriteria diagnogstik DSM-IV, pola-pola masalah
ditunjukkan dalam dua atau lebih area berikut: kognitif, afektif, fungís
interpersonal dan control impuls.
Gangguan biasanya di manifestasikan
dalam aktifitas seharí-hari karena perilaku disfungsional hádala sarana yang
digunakan untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk memenuhi kebutuhan
dasar.
2. Kelompok Gangguan Kepribadian
Menurut DSM-IV gangguan kepribadian di
kelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu;
Kelompok A:
-
Gangguan
kepribadian paranoid
Ciri utamanya adalah ketidak percayaan dan kecurigaan yang sangat besar lepada orang lain.
-
Gangguan
kepribadian skizoid
Ciri utamanya adalah pengabaian
hubungan interpersonal dan ketidakmampuan untuk mengalami berbagai emosi yang.
-
Gangguankepribadian
skizopital
Ciri dasarnya adalah berkurangnya
kemampuan untuk melaksanakan hubungan interpersonal dan distorsi kognitif dan
persepsi yang menyebabakan keanehan dalam berbicara, berperilaku, dan
berpenampilan.
Kelompok B:
-
Gangguan kepribadian anti social
Ciri
utamanya adalah perilaku tidak bertanggung jawab dan asosial, termasuk tidak
menghargai hak-hak orang lain.
-
Gangguan kepribadian ambang
Ciri
utamanya adalah ditandai dengan ketidak stabilan dalam dalam hubungan
interpersonal, konsep diri, dan alam perasaan sebagai statu reaksi terhadap
ketakutan atas pengabaian yang nyata atau imajinasi.
-
Gangguan kepribadian histrionic
Karakteristik
gangguan ini adalah perilaku mencari perhatian yang Sangat dramatis yang
dimulai pada awal usia dewasa.
-
Gangguan kepribadian narsisistik
Karakteristik
utamanya adalah rasa yang berlebihan bahwa dirinya Sangat penting
Kelompok C:
-
Gangguan kepribadiaan menghindar
Ciri primer dari gangguan ini
adalah perasaan ketidaknyamanan social yang pervasif dan repetitif (berulang),
perilaku tidak berani, dan sensitivitas akut, yang tidak normal terhadap
berbagai kritik.
-
Gangguan
kepribadian dependen
Ciri primernya adalah kebutuhan
yang menyeluruh dan berlebihan untuk selalu diurus oleh orang lain dan perilaku
tunduk atau patuh dan dependen pada orang-orang yang dianggap sebagai sumber
asuhan.
-
Gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif
Ciri primernya adalah seseorang
terokupasi (sibuk memikirkan) dengan peraturan, undang-undang dan kesempurnaan.
Dalam makalah ini yang lebih divas adalah
gangguan kepribadian antisocial dimana prevalensi lebih tinggi pada pria (dengan awitan di masa kecil) daripada wanita
(dengan awitan masa pubertas).riwayat atau gangguan perilaku sebelum usia 15
tahun dengan perilaku antisosial terjadi sejak usia 15 dan biasanya menghilang
estela usia 30, saat individu tampak “mellow-out”
3. Strategi Komunikasi
·
Strategi
komunikasi untuk klien gangguan kepribadian kelompok A
a. Buat pernyataan yang menguatkan realita
b. Batasi diskusi pada topik yang konkret dan
sudah dikenal klien
c. Gunakan pesan-pesan yang yang jelas dan
sederhana untuk mencegah kesalahan interpretasi mengenai kata atau frase
d. Jangan berusaha memberi pemikiran logis untuk
melawan pernyataan atau perilaku klien yang tidak sesuai
e. Pertahankan posisi yang tidak defensif ketika
klien menyatakan rasa marah atau membuat pernyataan yang bersifat memusuhi
f. Diskusikan topik-topik yang controversial,
hindari isu-isu seperti agama dan politik
g. Jangan menggunakan humor
h. Akui kesulitan-kesulitan praktis
i.
Akui rasa
sakit dan rasa takut yang dialami klien
j.
Jangan
berfokus pada interaksi persepsi yang kacau
k. Beri ketenangan secara lembut jira
persepsi-persepsi tersebut membuatnya takut
l.
Jangan sentuh klien
m. Tarima semua perasaan klien baik yang positif
maupun yang negatif
n. Bantu klien mengalikan energi dalam cara yang
sesuai
·
Strategi
komunikasi untuk klien gangguan kepribadian kelompok B
a. Jangan berargumentasi, melakukan tawar menawar,
atau merasionalisasi
b. Teteap tenang, dan tetap menahan diri dari
respon emocional terhadap provokasi atau manipulasi yang dilakukan klien
c. Komunikasi pengharapan lepada klien
d. Hindari perlawana yang kyat
e. Bantu klien mengidentifikasi kekuatan pribadi
f. Minta klien memfokuskan pada pikiran dan
perasaan yang ada di balik tindakan destruktifnya
g. Tunjukkan ketertarikan yang serius dan
konsisten pada hal-hal yang menjadi kekhawatiran klien
h. Lawan perilaku tidak sesuai yang mungkin muncul
karena rasa takut atau salah paham terhadap peristiwa-peristiwa eksternal
i.
Lawan
perilaku klien dalam mencari perhatian yang tidak sesuai
j.
Beri
umpan balik yang positif
k. Bantu klien mengidentifikasiakn dan mengatasi
isu-isu yang ada dibalik perasaan yang kyat
l.
Bantu
klien untuk tetap berfokus pada topik diskusi
m. Interpretasikan penggunaaan rasionalisasi untuk
menjelaskan masalah
n.
Jelaskan ketika klien bersikap rendah hati
o.
Diskusikan sikap superioritas klien
p.
Bantu klien mengatasi perasaan terhina
q. Eksplorasi cara-cara untuk menoleransi ansietas
·
Strategi
komunikasi untuk klien gangguan kepribadian kelompok C
a. Dorong klien untuk mengkaji akibat dari isolasi
social yang diinduksi oleh diri sendiri
b. Bantu klien mengeksplorasi bagaimana kesalahan
interpretasi dari percatan dan tindakan orang lain.
c. Diskusikan dan contohkan perilaku asertif
d. Dorong klien untuk mengenali depresi, rasa
kesepian, atau ansietas
e. Bersama klien berupaya untuk mengungkapkan
perasaan
f. Dorong klien untuk mengingat dan mendiskusikan
partisipasi masa lalu
g. Bantu klien berfokus pada perasaan sebagai
upaya untuk menurunkan preokupasi umum yang mendetil
h. Bicarakan dengan klien mengenai rencana untuk
membantu menurunkan interval waktu antara perilaku kompulsif
i.
Diskusikan
dengan klien tentang cara untuk menjadi fleksibel
j.
Minta
klien mengeksplorasi cara untuk bersenang-senang
4. Terapi
Gangguan kepribadiaan yang kita bahas dalam
makalah ini adalah gangguan kepribadain anti social.Klien penderita gannguan
kepribadiaan ini biasanya tidak menjalani terapi karena gangguan primer yang
mereka derita.
Terapi Individu
§ Bina hubungan saling percata
§ Bersama klien buat statu rencana keselamatan yang
dapat mencegah klien melakukan tindakan dan implas yang agresif
§ Bersama klien berupaya untuk menghentikan
perilaku merusak diri dengan cara membantu klien mengidentifikasi apa yang
menjadi pemicu perilaku berbahaya
§ Buat rencana perawatan terstruktur yang
berfokus pada konsistensi perilaku
§ Lakukan bermain peran bersama klien mengenai
berbagai cara yang tepat untuk meminta bantuan dari orang lain
§ Bersama klien berupaya melihat melihat akibat
dari perilaku yang tidak dapat diterima
§ Bantu klien
untuk membuat dan menggunakan sebuah sistem pendukung
§ Bantu klien mengembangkan keterampilan untuk
adaptasi social
Pengobatan
Obat-obatan hanya digunakan untuk menangani
gejala.Banyak klien penderita gangguan kepribadian antisocial dan ambang yang
menjadi kecanduan obat-obatan.
§ Jira klien menunjukkan sikap
permusuhan,disorganisasi hebat,atau pemikiran paranoia atau mempunyai beberapa
periode berpikir psikotik, obat-obatan antipsikotik boleh diberikan.
§ Untuk depresi hebat, obat-obatan antidepresan,
seperti trisiklik, serotonin reuptake inhibitor, dan inhibitor monoamin
oxidase, boleh digunakan
§ Jira klien mempunyai karakteristik bipolar,
litium dapat diberikan.
4
B. TINJAUAN TEORITIS ASUHAN
KEPERAWATAN (ASKEP)
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
1. PENGKAJIAN
Yang dikaji pada klien gangguan ini adalah:
·
Sirkulasi
;denyut jantungnya di periksa untuk menginterpretasi stres.
·
Integritas
ego ;kurang motivasi untuk berubah,
·
Neorisensoris
;status mental (kepribadiaan tampak mengaggumkan,menarik,dan biasanya
pandai),alam perasaan (alam perasaan mungkin dalam rentang mengaggumkan dan
menyenangkan sampai marah yang Sangat),afek (reaksi emosi mungkin mungkin aneh
dan ekstrem,dengan kurangnya perhatian pada perasaan orang lain, proses pikir
(klien terobsesi dengan minatnya sendiri dan ekspresi berlebihan.
·
Keamanan
;mengalami tingkat bangkitan otonomik rendah, berani mengabaikan keselamatan
diri sendiri atau orang lain,mungkin tidak memiliki tempat tingla.
·
Seksualitas
;menunjukkan perilaku seksual terlalu awal, agresif
·
Interaksi
social ;keluarga mungkin mengalami disfungsi dengan interaksi positif yang
sedikit,menunjukkan perilaku antisocial kronis yang tidak sesuai dengan sistem
nilai masyarakat umum,berulang melakukan kekerasan terhadap hak-hak orang lain
tanpa penyesalan, menolak autoritas.
Ø Keluhan utama
Biasanya klien menunjukkan
gejala-gejala kecemasan, percobaan bunuh diri, merasa tidak bersalah,selalu
berbohong dan manipulasi,riwayat pekerjaan dan pernikahannya jelek,menunjukkan
pelanggaran hukum yang berulang-ulang,suka berkelahi.
Ø Predisposisi
Adapun predisposisi dari gangguan ini adalah
a. Orang tua tidak disiplin(pengajaran atau
binbingan)
b. Ekonomi rendah (Sangat miskin)
c. Besar tanpa figur orang tua baik ayah ataupu
ibu
d. Pindah dari rumah
e. Selalu terselamatkan dalam kesulitan (tidak
pernah merasa tenderita akibat perilakunya)
f. Deprivasi maternal
Ø Presipitasi
Factor biologis, genetik dan teman yang
menghindar.
Ø Masalah dan Pohon Masalah
Analisa data :
Data
subyektif :klien biasanya mengatakan
mudah jengkel,cepat tersinggung, merusak lingkungan, dan tidak pernah menyesal
dengan tindakan yang telah dilakukan.
Data
obyektif :klien tampak agresif,suka
berbohong dan mencuri,melakukan tindakan criminal,mencederai diri dan
lingkungan,tidak mematuhi norma-norma social, dijauhi semua orang.
Masalah:-menarik diri dari lingkungan sosial
-gangguan harga diri
- percobaan melukai diri sendiri dan orang lain
-tidak adanya koping individu maupun keluarga
Pohon Masalah
perilaku kekerasan
resiko mencederai diri dan oranglain
koping individu inefektif
menarik
diri
koping keluarga inefektif
harga diri rendah kronik
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah berhubungan dengan menarik
diri
2. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
atau orang lain b/d perilaku kekerasan
3. RENCANA INTERVENSI DAN RASIONAL
I.
Harga
diri rendah b/d menarik diri
Tujuan jangka panjang: klien
mengekspresikan perasaan dan ketakutannya
Tujuan jangka pendek : klien
mengidentifikasikan dan mendiskusikan aspek diri yang positif.
II. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
atau orang lain b/d perilaku kekerasan
Tujuan :
- klien melaporkan ketiadaan
perilaku atau pikiran merusak diri
- klien menyatakan keinginannya
melukai diri sendiri atau orang lain
tetapi tidak melukainya.
NO DIAGNOSA
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
I
Harga diri rendah b/d menarik diri
|
Intervenís janka panjang:
-dorong klien untuk membicarakan situasi yang
menimbulkan perasaan tidak nyaman.
-dorong klien untuk mendiskusikan ketakutan
gagal dan aspek-aspek diri sendiri yang dipikir tidak diinginkan.
-dorong klien untuk membuat rencana spesifik
untuk mengubah perilaku disfungsional atau menyelesaikan masalah.
-bantu klien menyusun rencana untuk menangani
situasi spesifik yang menimbulkan perasaan-perasaan negatif atau takut gagal.
Intervenís jangka pendek:
-dorong klien untuk melihat kekuatan,
pencapaian di masa lalu dan potensi masa depan.
-minta klien membuat tujuan yang realistis
dan berupaya untuk mencapainya.
-sarankan klien untuk mempunyai sebuah jumlah
mengenai pengalaman harian dan mengidentifikasi perasaaan –perasaan yang
berhubingan dengan pengalaman tersebut.
|
-mengakui perasaan negatif atau masalah yang
tidak terpecahkan dapat membantu klien mengatasi isu-isu yang menjadi
perhatiannya.
-eksplorasi diri dapat menyediakan daya tilik
terhadap area permasalahan dan mengidentifikasikan isu-isu yang tidak
terpecahkan di masa lalu.
-klien mungkin mempunyai keterbatasan
kemampuan untuk menyusun strategi mengubah perilaku disfungsional atau
mungkin tidak mampu melihat cara-cara alternatif untuk menyelesaikan masalah
tanpa bantuan.
-dengan perencanaan situasional untuk
melakukan tugas baru, klien dapat melihat bahwa beberapa tindakan dapat
diambil untuk menghasilkan konsekuensi yang positif.
-identifikasi aspek positf dalam diri memulai
membangun harga diri.
-pencapaian tujuan meningkatkan kepercayaan
diri.dorong klien untuk mengungkapkan tujuan mana yang realistis sehingga
mencegah kehilangan harga diri yang dapat terjadi jika tujuan-tujuan ini
tidak dipenuhi.
-membuat sebuah jornal membantu klien melihat
pola-pola berulang yang dapat diubah dan juga
membantu mengatasi situasi stres yang
bermasalah.
|
II
Resiko perilaku kekerasan terhadap diri
sendiri atau orang lain b/d perilaku kekerasan
|
-bangun lingkungan yang aman dengan
menyingkirkan semua benda-benda yang mungkin berbahaya bagi klien dan
lingkungannya.
-buat lingkungan klien menjadi tenang dan tidak
bersifat merangsang.
-dorong klien untuk menyatakan perasaan
agresifnya.
-bantu klien mengungkapkan asal mula rasa
marah dan rasa sakit.
-minta klien membuat sebiah perjanjian
sehingga perawat atau profesional kesehatan jira lainnya diberitahu tentang
hasrat klien untuk melakukan tindakan kekerasan.
-bantu klien mengidentifikasikan kebiasaan
dan perilaku berbicara sendiri yang biasanya disertai rasa marah dan
peningkatan ansietas.
|
-keamanan adalah prioritas utama bagi klien
yang cendrung merusak.
-sebuah lingkungan yang tenang dan tidak
merangsang mengurangi perilaku agresif klien.
-verbalisasi perasaan marah membantu klien
bersentuhan dengan situasi yang menyakitkan.
-sering kali orang yang agresif salah menempatkan
perasaan negatif nya kedalam situasi yang tidak berhubungan daripada
merasakan rasa marahnya secara sadar pada cedera yang sebenarnya sudah
terjadi.
-sebuah kontrak membantu klien mengatasi
perasaan tidak terkendali dan menghilangkankecendrungan untuk terlibat dalam
perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain.
-identifikasi isyarat distres dapat menjadi
sebuah meknisme peringatan untuk mencegah tindakan klien ,sehingga
memfasilitasi intervensi keperawatan yang tepat dan segera.
|
4. EVALUASI
§ klien tidak menunjukkan perilaku kekerasan
terhadap diri sendiri atau orang lain
§ klien dapat mengekspresikan perasaan dan
ketakutannya.
§ Hubungan saling percaya terbina
§ Harga diri meningkat
§ Klien mampu membatasi perilaku agresif
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi, kepribadian itu sendiri adalah
ekspresi keluar mengenai pengetahuan serta perasaan yang dialami secara
subyektif oleh seseorang dan ekspresi keluar yang dapat diamati ini dapat
menunjuk pada keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering
digunakan oleh orang itu dalam usaha penyesuaian diri yang terus-menerus dalam
hidupnya sehingga ia dapat dikenal dari polanya itu.
Gangguan kepribadiaan itu sendiri ada
bermacam-macam diantaranya; gangguan kepribadian paraniod, gangguan
kepribadiaan skizoid, ganngguan kepribadian skizopital, gangguan kepribadian
antisocial, gangguan kepribadain ambang, gangguan kepribadian histriónik,
gangguan kepribadian narsisistik, gangguan kepribadiaan menghindar, gangguan
kepribadian dependen, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif.
Asuhan keperawatan yang diperlukan juga
dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.Asuhan keperawatan
difokuskan pada prioritas masalah yang membutuhkan penanganan yang itensif
seperti gangguan harga diri dan resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
atau orang lain yang timbul dari gangguan kepribadian antisocial.
Terpi yang digunakan selain dari pada
terapi individual yang berlangsung lama, ada baiknya klien dimasukkan ke dalam terapi
kelompok sehingga ia dapat relajar cara-cara baru mengenai hubungan antara
manusia.ia memerlukan model atau contoh yang dari padanya dapat ditarik
pelajaran.ia memerlukan juga orang-orang yang dengannya dapat dilakukan
identifikasi serta orang-orang yang secara tepat dapat memberi umpan-balik
kepadanya tentang akibat perilakunya pada orang lain.
2. Saran
Kepada
tenaga kesehatan pada umumnya dan rekan-rekan perawat khususnya hendaknya lebih
memahami lagi gangguan kepribadian itu sendiri baik dari jenis-jenis gangguan
kepribadiannya, gejala-gejalanya,maupun masalah-masalah yang ditimbulkan dari
gangguan tersebut sehingga kita dapat memberikan asuhan keperawatan yang cepat,
tepat dan segera kepada klien dengan kasus tersebut. Kita tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada klien tetapi kita juga harus lebih meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan kita sendiri sebagai tenaga kesehatan untuk lebih
mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang akan diberikan. Pengetahuan dan
kecerdasan merupakan unsur-unsur penting dalam seseorang, akan tetapi
pengetahuan dan kecerdasan saja tidaklah cukup, sebab orang yang paling pandai
kadang-kadang bisa jahat dan dapat mempergunakan kelebihannya untuk tujuan
merusak, mula-mula dirinya sendiri, kemudian orang lain.
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan semesta alam yang melimpahkan Ramat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA DENGAN GANGGUAN KEPRIBADIAN “ tepat pada waktunya. semuanya
tidak terlepas dari partisipasi dan kerjasama rekan semuanya, tidak lupa pula
kami ucapkan terimakasih lepada pembimbing mata kuliah keperawatan jira dan
literatur-literatur yang kami jadikan acuan.
Kami menyadari makalah yang
telah kami susun ini terdapat banyak sekali kekurangan dan kesalahannya,karena
itu kami sebagai penyusun meminta maaf dan mengharapkan masukan, kritik, dan
saran dari pembaca sekalian guna kesempurnaan makalah ini, sebab kesempurnaan
itu aníllala milik ALLAH SWT.
Mataram,13
April 2009
Penyusun
DAFTAR
PUSTAKA
Doengoues. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Psikatri. Jakarta: EGC
Linda carman Copel.2007. kesehatan jiwa dan psikiatri. Jakarta:EGC
Nanda, Nursing. Diagnosa :
definisien and clasivikasi. 2005-2006 Nanda internasional, Philadelphia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar