BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kehamilan dan persalinan adalah suatu siklus hidup
perempuan yang normal dan alamiah, namun jika tidak dirawat dan tidak ditangani
dengan baik kehamilan dan persalinan itu akan menjadi suatu hal yang tidak
normal bahkan dapat mengancam keselamatan jiwa, baik ibunya maupun bayinya.
Dan mengingat masih tinggingnya angka kematian ibu dan
anak di Indonesia,
khususnya di NTB maka di butuhkan tenaga kesehatan atau bidan yang terampil dan
profesional mengikuti aturan atau protap kebidanan sesuai aturan
Perundang-undangan yang berlaku.
B.
TUJUAN
Umum : Meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan dengan belajar langsung di lapangan atau pada
pasien langsung selain pembelajaran yang didapatkan dari perkuliahan
Khusus :
- Mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu bersalin sesuai APN.
- Mendeteksi dini adanya komplikasi melaksanakan asuhan pada
bayi baru lahir.
- Mendeteksi adanya komplikasi masa nifas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
PERSALINAN NORMAL
1. Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit (APN Revisi tahun
2007)
2. Etiologi
Beberapa teori mengemukakan
etiologi dari persalinan adalah (Wiknjosastro H, 1999).
a.
Penurunan kadar progesterone
b.
Teori oksitosin
c.
Keregangan otot
d.
Pengaruh janin
e.
Teori prostaglandin
3. Sebab-sebab terjadinya persalinan
Sebab – sebab
terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan – perubahan
dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan
estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot uterus. Menurunnya
kadar hormon ini terjadi 1 – 2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin
meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar dan
menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot – otot uterus yang mengganggu
sirkulasi uterus plasenta sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada
ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang serviks menyebabkan
uterus berkontraksi.
4.
Mekanisme persalinan
Denominator dan
Hipomoklion Pada Letak Rendah
1.
Pengertian
Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu bagian dari
salah satu bagian dari bagian depan janin terhadap jalan lahir. Hipomoklion
adalah titik putar atau pusat pemutaran. Denominator dan hipomoklion pada
proses persalinan akan dibahas lebih lanjut, khususnya pada mekanisme letak
kepala.
2.
Macam – macam persalinan letak kepala
a.
Letak Belakang Kepala
·
Denominator pada letak belakang kepala adalah
ubun – ubun kecil (UUK).
·
Hipomoklionnya adalah suboksiput
·
Mekanisme persalinan
Pada persalinan
letak belakang kepala, yang paling sering kita temukan adalah Ubun – ubun Kecil
kiri melintang.
Pada proses
persalinan janin akan melakukan gerakan – gerakan sbb:
1)
Turunnya kepala
-
Masuknya
kepala ke dalam pintu atas panggul
-
Majunya kepala
2)
Fleksi
Dengan majunya
kepala, biasanya fleksi juga bertambah hingga UUK lebih rendah dari UUB.
3)
Putaran paksi dalam
UUK memutar ke
depan ke bawah symfisis bersama dengan majunya kepala. Ini terjadi bila kepala
sudah sampai di hodge III.
4)
Ekstensi
Setelah kepala
sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Setelah
suboksiput tertahan pada pinggir bawah symfisis maka lahirlah berturut-turut
UUB,dahi, hidung, mulut dan dagu bayi.
5)
Putaran paksi luar ( Putaran Resusitasi).
6)
Exspulsi
Setelah putaran
paksi luar, bahu depan bayi sampai ke bawah symfisis dan menjadi Hipomoklion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian disusul bahu depan dan selanjutnya
seluruh badan bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.
b.
Letak Puncak
·
Denominatornya adalah UUB
·
Hipomoklionnya adalah glabella.
·
Mekanisme persalinannya.
Pada dasarnya
sama dengan letak belakang kepala tetapi pada presentasi puncak kepala tidak
terjadi fleksi maximal sehingga dapat dikatakan presentasi puncak kepala
merupakan kedudukan sementara yang nantinya berubah menjadi letak belakang
kepala. Setelah kepala mencapai dasar panggul dan UUB berada di bawah stmpisis,
Oksiput akan lahir, diikuti dengan bagian kepala janin yang lain dan disusul
oleh kelahiran badan janin seperti letak belakang kepala.
c.
Letak Muka
·
Denominatornya adalah Dagu.
·
Hipomoklionnya adalah daerah submentum.
·
Mekanisme persalinannya.
Kepala turun
melalui PAP dengan sirkumferensia
trakeloparietalis dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai
dasar panggul terjadi putaran paksi dalam sehingga dagu memutar kedepan dan
berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai hipomokleon,
kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, UUB dan belakang kepala lahir
lewat perineum. Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan badan janin
lahir seperti pada letak belakang kepala.
d.
Letak Dahi
·
Denominatornya adalah Dahi.
·
Hipomoklionnya adalah fossa kanina.
e.
Tiga factor penting yang memegang peranan pada
persalinan, ialah 1). Kekuatan – kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan
his dan kekuatan mengedan; 2). Keadaan jalan lahir; dan 3). Janinnya sendiri.
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti telah dijelaskan yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin kebawah. Pada presentasi kepala,
bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga
panggul.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan
sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang
pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu
arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus
anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip
ke depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus posterior menurut
Litzman; keadaan adalah sebaliknya dari asinklismus anterior.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme
turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah
posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan pelvis didaerah anterior. Hal
asinklitismus penting, apabila daya akomodasi panggul agak terbatas.
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetris, dengan
sumbu lebih mendekati sub oksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya
terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi
di dalam rongga panggul menurut hokum Koppel: a kali b = c kali d. Pergeseran
di titik B lebih besar dari di titik A.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala
janin berada didalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui
diafraghma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat
kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterine disebabkan oleh
his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi
dalam. Didalam hal mengadakan rotasi UUK akan berputar kearah depan, sehingga
di dasar pnggul UUK berada di bawah simfisis. Sesudah kepala janin sampai di
dasar panggul dan UUK di bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut
putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum
putaran paksi dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan
punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring, di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada
dalam posisi depan belakang. Demikian pula di lahirkan trokanter depan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
5. Berlangsungnya persalinan dibagi dalam 4
kala:
·
Kala I (Kala Pembukaan)
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontaksi uterus yang
teratur dan meningkat (Frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka
lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri dari dua fase yaitu :
a)
Fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga
serviks membuka kurang dari 4 cm. Pada umumnya fase laten berlangsung 8 jam.
b)
Fase aktif yaitu
frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat atau memadai jika terjadi 3 kali tau lebih dalam waktu 10
menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
Dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan menjadi lengkap atau 10 cm, akan
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (Nulipara atau Primigravida) atau
lebih 1 cm hingga 2 cm (Multipara). Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
· Kala II (Kala Pengeluaran)
Gejala utama kala II adalah:
Ø His semakin kuat dengan interval 2 sampai
3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
Ø Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang
ditandai dengan pengeluaran cairan ketuban secara mendadak.
Ø Ketuban pecah pada pembukaan mendekati
lengkap diikuti keinginan mengejan, karena tertekannya fleksus Frankenhouser.
Ø Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih
mendorong kepala bayi sehingga terjadi:
- Kepala membuka pintu
- Subocciput bertindak sebagai hipomoglion
berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, hidung, muka dan kepala
seluruhnya.
Ø Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh
putar paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
Ø Setelah putar paksi luar berlangsung, maka
persalinan bayi ditolong dengan jalan:
ü Kepala dipegang pada os occiput dan di
bawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam ke
atas untuk melahirkan bahu belakang.
ü Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait
untuk melahirkan sisa badan bayi.
ü Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
· Kala III (Kala Pelepasan Uri)
Kala III yaitu dimulai dari
lahirnya bayi dan diakhiri dengan lahirnya placenta. Setelah bayi lahir,
kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Lepasnya
plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda – tanda di bawah
ini:
ü Uterus menjadi bundar
ü Uterus terdorong ke atas, karena plasenta
dilepas ke segmen bawah rahim
ü Tali pusat bertambah panjang
ü Terjadi perdarahan.
· Kala IV (Observasi)
Kala IV yaitu dimulai lahirnya
placenta sampai 2 jam post partum. Pada kala IV berisi data tentang tekanan
darah, nadi, temperatur, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan
perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting, terutama untuk menilai
deteksi dini resiko atau kesiapan penolong mengantisipasi komplikasi perdarahan
pasca persalinan. Pemantauan kalla IV dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam
pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya.
(Manuaba, Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, 1998)
6.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala persalinan yaitu : (Waspodo. D. 2002)
a. Kala I
1. His sudah teratur, frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit
2. Penipisan dan pembukaan serviks
3. Keluar cairan dari vagina dalam
bentuk lendir bercampur darah
b. Kala II
1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva dan anus membuka
4. Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
5. Kepala telah turun didasar panggul
c. Kala III
1. Bentuk uterus berubah dan berkontraksi
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah tiba - tiba
d. Kala IV
1. Tinggi fundus sepusat atau 1 jari bawah
pusat
7.
Faktor – faktor Penting dalam Persalinan
adalah:
ü Power
v His (kontraksi
otot rahim)
v Kontraksi otot
dinding perut
v Kontraksi
diagfragma pelvis atau kekuatan mengejan
v Ketegangan dan
kontraksi ligamentum rotundum
ü Passenger
v Janin dan
plasenta
ü Passage
v Jalan lahir
lunak dan jalan lahir tulang.
(Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.1998.)
8.
Periode Nifas
a. Immediate Puerperium
Keadaan yang terjadi setelah persalinan (0 –
24 jam setelah persalinan)
pada periode ini bisa
terjadi Hpp primer karena atonia uteri, gangguan
pembekuan darah dan robekan jalan lahir.
b. Early Puerperium
Keadaan yang terjadi
pada minggu pertama puerperium (hari 1 – 7) bisa terjadi HPP sekunder karena plasenta yang
tertinggal.
c. Late Puerperium
Keadaan
1 minggu pertama sampai 6 minggu. Bisa terjadi infeksi pada periode ini.
9.
Aspek Psikologis Post Partum
Di bagi dalam beberapa fase yaitu :
a. Fase ”Taking In”
· Perhatian ibu terhadap kebutuhan dirinya. Fase
ini berlangsung selama 1 – 2 hari.
· Ibu memperhatikan bayinya tapi tidak
menginginkan kontak dengan bayinya. Ibu hanya memerlukan informasi tentang
bayinya.
· Memerlukan makanan yang ade kuat dan tidur
(istirahat)
b. Fase ”Taking Hold”
· Fase mencari pegangan, berlangsung lebih
kurang 10 hari.
· Ibu berusaha mandiri dan berinisiatif.
· Perhatian terhadap kemampuan diri untuk
mengatasi fungsi tubuhnya seperti kelancaran BAB, duduk, jalan dan lain-lain.
· Ingin belajar tentang perawatan dirinya
dan bayinya.
· Timbul rasa kurang percaya diri.
c. Fase ”Leting Go”
· Ibu merasa bahwa bayinya terpisah dari
dirinya.
· Ibu mendapatkan peran dan tanggung jawab
baru
· Terjadi peningkatan kemandirian diri dalam
merawat diri dan bayinya
· Terjadi penyesuaian dalam hubungan kelurga
dan bayinya
Ada pula yang membagi aspek
psikologis masa nifas sebagai berikut :
a. Fase Honeymoon
Yaitu fase setelah anak lahir dimana terjadi kontak yang
lama antara ibu, ayah dan anak. Pada fase ini :
· Tak memerlukan hal – hal yang romantis
· Saling memperhatikan anaknya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Bounding and Attachment
Menurut Nelson (1986)Bounding adalah dimulainya interaksi
emosi sensorik fisik antara
orang tua dengan bayi segera setelah lahir. Attachment
menurut Nelson (1986) adalah ikatan aktif yang terjadi antara individu.
c. Post Partum Blues
Adalah dimana wanita :
·
Kadang
mengalami kekecewaan berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
·
Nafsu
makan dan pola tidur terganggu, biasanya terjadi di rumah sakit karena adanya
perubahan hormon dan perlu trasfuse.
·
Adanya
rasa ketidaknyamanan, kelelahan, kehabisan tenaga yang menyebabkan ibu tertekan
·
Dapat
diatasi dengan menangis. Bila tak teratasi bisa menyebabkan depresi.
·
Dapat
dicegah dengan memberikan penyuluhan sebelumnya bahwa hal tersebut normal.
10.
Prosedur Diagnostik
Untuk menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya maka : (Saifuddin,
AB. 2002)
a. Tanyakan
· Permulaan timbulnya kontraksi
· Keluar darah lendir dan cairan lain dari
vagina
· Riwayat kehamilan
· Riwayat kebidanan
· Riwayat medik
· Riwayat sosial
· Terakhir kali makan dan minum
· Masalah yang pernah ada
b. Pemeriksaan umum
· Tanda vital, BB, oedema
· Kondisi puting susu
· Kandung kemih
c. Pemeriksaan abdomen
· Tinggi fundus uteri
· Bekas operasi
· Kontraksi
· Penurunan kepala
· Letak janin
· Denyut jantung janin
d. Pemeriksaan vagina
· Pembukaan serviks dan penipisan
· Ketuban
· Penurunan dan molase
· Anggota tubuh janin yang sudah tampak
e. Laboratorium
· Urine warna kejernihan, bau, protein
· Darah : Hb
11.
Penatalaksanaan
a. Kala I
· Bantulah ibu dalam persalinan jika ia
tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan :
- Berilah dukungan dan yakinkan dirinya
- Berikan informasi mengenai proses dan
kemajuan persalinan
- Dengarkan keluhannya dan cobalah untuk
lebih sensitive terhadap perasaannya
· Jika ibu tersebut tampak sakit
- Lakukan perubahan posisi sesuai dengan
keinginan ibu, dan jika ibu ingin di tempat tidur sebaiknya miring ke kiri
- Sarankan ia untuk barjalan
- Ajarkan orang yang menemaninya untuk
memijat atau menggosok punggungnya atau membasuh mukanya diantara kontraksi
- Ibu boleh melakukan aktivitas sesuai
kesanggupannya
- Ajarkan tekhnik bernafas yaitu dengan
menarik nafas panjang, menahan nafasnya sebentar kemudian dilepaskan dengan cara
meniup udara keluar sewaktu terasa kontraksi
· Penolong tetap menjaga hak privasi ibu
dalam persalinan, antara lain menggunakan penutup tirai, tidak menghadirkan
orang lain tanpa sepengetahuan atau izin ibu
· Menjelaskan kemajuan persalinan dan
perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil
pemeriksaan.
· Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh
sekitar kemaluannya setelah buang air kecil / besar
· Ibu bersalin biasanya merasa panas dan
bamyak keringat, atasi dengan cara :
- Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
- Gunakan kipas biasa
- Menganjurkan ibu untuk mandi sebelumnya
· Berikan cukup minum
· Sarankan ibu untuk sering berkemih
· Pantau :
- Tekanan darah tiap 4 jam
- Suhu badan tiap 2 jam
- Nadi tiap 30 menit
- Denyut jantung janin tiap 30 menit
- Kontraksi tiap 30 menit
- Pembukaan serviks dan penurunan tiap 4 jam
b. Kala II
· Berikan terus dukungan pada ibu
- Dampingi ibu agar merasa nyaman
- Menawarkan minum, mengipasi dan memijat
ibu
· Menjaga kebersihan diri
· Memberikan dukungan mental untuk
mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
· Mengatur posisi ibu, ibu dapat memilih
posisi meneran :
- Jongkok
- Menungging
- Tidur miring
- Setengah duduk
· Menjaga kantong kemih tetap kosong,
anjurkan ibu sering berkemih
· Beri cukup minum
· Ibu dibimbing mengedan selama his dan
anjurkan ibu untuk mengambil nafas
· Periksa Djj setelah kontraksi
· Minta ibu mengedan dan sedikit dorongan
saat kepala bayi lahir
· Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar
defleksi tidak terlalu cepat
· Tahan perineum dengan satu tangan yang
lain
· Usap muka bayi dari kotoran lendir / darah
· Periksa tali pusat
· Biarkan kepala bayi berputar dengan
sendirinya
· Tempatlan kedua tangan pada sisi kepala
dan leher bayi
· Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk
melahirkan bahu belakang
· Selipkan satu tangan anda ke bahu dan
lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan
lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan utbuh bayi seluruhnya
· Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan
bayi dan nilai pernafasan bayi
· Klem dan potong tali pusat
· Pastikan bayi tetap hangat.
c. Kala III
· Berikan oksitosin dalam 2 menit setelah
bayi lahir
· Jika tidak tersedia rangsang puting susu
ibu dan susukan bayi atau berikan ergometrin 0,2 mg IM
· Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan
dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan memegang plasenta dan
perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban
· Segera setelah plasenta lahir dan selaput
dikeluarkan, masase uterus ntuk menimbulkan kontraksi
· Periksa wanita dengan seksama dan jahit
robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki episiotomi jika ada.
d. Kala IV
· Periksa fundus, tekanan darah, nadi,
kandung kemih dan perdarahan tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit
pada jam kedua
· Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah
dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukai
· Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian
yang bersih dan kering
· Biarkan ibu beristirahat
· Berikan bayi pada ibu untuk meningkatkan
hubungan ibu dengan bayinya sesuai dengan permulaan dengan menyusui bayinya
· Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam pasca
persalinan
· Ajarkan ibu dan keluarga tentang :
- Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan
kontraksi
- Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
(Saifudin AB, 2002)
12.
Prognosis dan komplikasi
PROGNOSIS (Waspodo D, 2002)
Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal, namun
sekitar 10 - 15 % diantaranya
mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran dan kadang – kadang
sulit ntuk menduga kapan penyulit akan terjadi.
KOMPLIKASI (Wiknjosastro H,
1999)
Komplikasi dalam persalina
yang bisa terjadi :
a. Distosia atau persalinan yang sulit akibat
dari :
· Kelainan tenaga atau his
· Kelainan janin (kelainan dalam letak atau
bentuk janin)
· Kelainan jalan lahir
b. Perdarahan saat dan setelah persalinan
c. Retensio plasenta
d. Inversion uteri
e. Perlukaan vulva, vagina, serviks
f. Ruptur uteri
g. Emboli air ketuban
h. Hematoma obstetrik
MANAJEMEN KEBIDANAN
Manajemen
Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan –
penemuan, keterampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis untuk pengambilan
keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Manajemen Kebidanan
terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah – langkah tersebut membentuk
kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi
tiap – tiap langkah tersebut bias dipecah – pecah ke dalam tugas – tugas
tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Proses manajemen kebidanan
merupakan langkah sistimatis yang merupakan pola piker. Bidan dalam
melaksanakan asuhan kepada klien diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah
yang sistematis dan nasional, maka seluruh aktivitas/ tindakan yang diberikan
oleh bidan kepada klien akan efektif. Terhindar dari tindakan yang bersifat
coba – coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien. Untuk kejelasan
langkah – langkah di atas maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang
penjelasan secara detail dari setiap step yang dirumuskan oleh Varney.
Langkah I (pertama): Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini
dikomunikasikan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal dengan lengkap.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
1.
Anamnesa
-
Biodata
-
Riwayat Menstruasi
-
Riwayat Kesehatan
-
Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas
-
Biosikososiospiritual
-
Pengetahuan
klien
2.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda – tanda vital.
3.
Pemeriksaan Khusus
-
Inspeksi
-
Palpasi
-
Auskultasi
-
Perkusi
4.
Pemeriksaan Penunjang
-
Laboraturium
-
Catatan terbaru dan sebelumnya.
Bidan mengumpulkan data dasar awal dengan lengkap.
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsustasi.
Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan
identifikasi terhadap masalah dan diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar
atas data – data yang telah dikumpulkan.
-
Identifikasi
diagnosa, masalah dan kebutuhan klien.
-
Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakan dalam lingkup kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur.
Standar
nomenklatur doagosa kebidanan:
-
Diakui
dan telah disyahkan oleh profesi
-
Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
-
Memiliki cirri khas kebidanan
-
Didukung oleh klinikal judgment dalam praktek kebidanan
-
Dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
-
Masalah
adalah hal – hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemikan dari
hasil pengkajian atau menyertai diagnosa.
-
Rumusan
masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat
diidentifikasi menjadi diagnosa tetapi membutuhkan penanganan.
-
Masalah sering menyertai diagnosa.
-
Kebutuhan adalah hal – hal yang dibutuhkan oleh klien
dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapat dengan
melakukan analisa data.
Contoh:
-
Diagnosa : Ibu
post section cesarean nifas hari kedua.
-
Masalah :
Ibu tidak mau (takut) mobilisasi duduk/ jalan.
-
Kebutuhan :
Penyuluhan tentang mobilisasi yang bias dilakukan pada post SC hari kedua.
Langkah III (ketiga):
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penangananya.
Pada
diagnosa ini adalah mengidentifikasi masalah petensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosa masal yang sudah diidentifikasi.
Menuntut “B” mampu mengantisipasi
masalah potensial, merumuskan tindakan antisipasi masalah potensial, merumuskan
tindakan antisipasinya agar masalah potensial tidak terjadi, dapat waspada dan
siap jika masalah benar – benar terjadi.
Contoh:
-
Diagnosa Potensial :
Anemia sedang
Antisipasi : Beri ibu tablet Fe dan
cek Hb pada kunjungan
berikutnya.
-
Masalah Potensial :
Dehidrasi
Penanganannya :
Beri cairan parentral elektrolik (NaCl/ RL)
Langkah IV (keempat):
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan konsultasi kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
-
Beberapa data yang diperoleh mungkin diidentifikasi
sebagai situasi yang gawat dimana “B” harus bertindak segera untuk
menyelamatkan jiwa ibu atau janinnya.
-
Pada situasi lain “B” harus konsultasi / kolaborasi
merujuk dengan dokter, ahli gizi, pekerja social atau orang ahli perawatan klinis
BBL.
-
“B”
harus mampu menentukan kapan dan kepada siapa klien harus dirujuk.
-
Tindakan segera :
Pendarahan Kala III
-
Kolaborasi :
Pre- eklampsia, DM.
-
Rujukan :
Plasenta previa.
Langkah V (kelima): Perencanaan
menyeluruh
-
Kelanjutan langkah II, III, IV.
-
Dapat
berupa penyuluhan, konseling dan rujukan jika perlu.
-
Harus
disetujui oleh klien dan bidan agar efektif.
-
Harus rasional dan benar – benar valid tidak berdasarkan asumsi.
Langkah VI (keenam): Pelaksanaan asuhan menyeluruh
-
Harus efisien dan aman
-
Dilakukan
oleh bidan dan klien atau tim kesehatan lain
-
Bidan bertanggungjawab penuh.
Langkah VII (ketujuh): Evaluasi
-
Hasil akhir yang efektif.
-
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya.
-
Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif tetapi sebagian belum
efektif.
(Sumber:
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Konsep Asuhan Kebidanan. Pusdinakes, WHO,
JHPIEGO. Jakarta.)
BAB III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA “NY.S”
DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUANG BERSALIN - PUSKESMAS KARANG TALIWANG
TANGGAL 8 JULI 2008
Hari/ Tanggal pengkajian :
Selasa, 8 Juli 2008
Pukul :
20.00 wita
Tempat :
Puskesmas Karang Taliwang
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
1.
Identitas Istri Suami
Nama : Ny.S Tn.M
Umur : 34 tahun 39
tahun
Suku : Sasak Sasak
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SMP
Pekerjaan :
IRT Buruh
Alamat : Karang Baru Selatan
2. Keluhan utama : Ibu mengatakan sakit
pinggang menjalar ke bagian perut mau melahirkan.
3. Riwayat perjalanan penyakit: ibu mengatakan
sakit perut sejak tanggal 8 juli 2008 pkl.10.00 wita dan keluar lendir campur
darah sejak tanggal 8 juli 2008 pkl.10.00 wita, pengeluaran air ketuban (-),
pergerakan janin masih dirasakan.
4. Riwayat kehamilan ini
· Hamil ke : 4 (empat)
· HPHT 15-10-2007
· HTP : 22-7-2008
· Usia Kehamilan : 9 bulan
· Pergerakan janin : pergerakan janin masih di rasakan dalam 12 jam terakhir
ini dengan frekuensi lebih dari 10 kali.
· Masalah / tanda bahaya/ penyulit : tidak
ada
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu
No
|
Tempat persalinan
|
UK
|
Jenis persalinan
|
Penolong persalinan
|
Riwayat penyakit
|
JK
|
BB
(gr)
|
Umur
|
||
Hamil
|
Bersalin
|
Nifas
|
||||||||
1
|
Rumah
|
9 bln
|
Spontan
|
Dukun
|
-
|
-
|
-
|
♀
|
3500
|
14 th
|
2
|
Rumah
|
9 bln
|
Spontan
|
Dukun
|
-
|
-
|
-
|
♀
|
3000
|
12 th
|
3
|
Rumah
|
9 bln
|
Spontan
|
Dukun
|
-
|
-
|
-
|
♀
|
3000
|
8 th
|
4
|
Ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwayat penyakit yang pernah diderita
· Penyakit kardiovaskuler : tidak ada
· Hipertensi :
tidak ada
· Diabetes mellitus : tidak ada
· Malaria : tidak ada
· Penyakit kelamin/HIV/AIDS : tidak dilakukan pemeriksaan
· Penyakit ginjal : tidak ada
· Penyakit Ashma : tidak ada
· Anemia Berat : tidak ada
· Tubercolosis : tidak ada
· Gangguan mental : tidak ada
· Campak :
tidak ada
· Riwayat kembar : tidak ada
· Lain-lain :
tidak ada
7. Riwayat menstruasi
· Menarche :
13 tahun
· Siklus :
28 hari
· Lama :
7 hari
· Jumlah darah : 2-3 kali ganti pembalut/hari
· Warna darah : merah
· Fluor albus : tidak ada
8. Riwayat biopsikososial
· Eliminasi :
BAB 2x sehari, terakhir tanggal 8 Juli 2008, pkl.07.10
wita
BAK > 6x
/hari, terakhir tanggal 8 Juli 2008, pkl.19.20 wita
· Makan dan minum : komposisi: nasi, sayur mayur, lauk pauk, kadang buah dan
susu, dengan frekuensi 3-4 kali/hari terakhir tanggal 8 Juli 2008, pkl.19.00
wita
· Pola istirahat : Siang : 1-2
jam/hari
Malam : 7-8 jam/hari
· Kekhawatiran khusus dalam persalinan :
tidak ada
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan
emosional : stabil
Tinggi
Badan : 150 cm
Berat
Badan : 64 kg
Lila : 24 cm
2. Tanda-tanda vital
Tekanan
Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 36,3 0C
Respirasi : 20 kali/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Muka :
Oedema : tidak ada
Kelopak mata :
normal
Konjungtiva :
tidak pucat
Sclera :
tidak ikterus
b. Mulut dan gigi
· Warna bibir : kemerahan
· Lidah dan graham : bersih
· Gigi :
bersih dan tidak ada karies
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tyroid dan bendungan vena
jugularis
d. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka operasi, terdapat
linea
nigra.
Palpasi uterus
· Leopold I :
TFU: 3 jari dibawah px (31 cm) (PBBJ: 3100 gram), teraba bokong di fundus
· Leopold II :
Punggung kanan
· Leopold III : presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
· Leopold IV :
3/5 bagian
Auskultasi : DJJ (+), irama teratur, frek 11-11-11=
132
x/ mnt.
Kontraksi : 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik
e. Ekstremitas atas dan bawah
Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tidak ada
varices, dan reflek patela (+)/(+)
f. Pemeriksaan Genitalia eksternal
· Tidak ada luka pada perineum
· Vulva dan vagina : tidak ada varices, tidak ada fistula
· Pengeluaran vagina : adanya keluar lendir
campur darah
· Kelenjar bartholine : tidak ada pembengkakan
· Anus :
tidak ada pembengkakan
g. Pemeriksaan dalam
Tanggal :
8 Juli 2008
Pukul : 19.50 wita
Pukul : 19.50 wita
VT Ø 5cm, eff 80%, ket (+), teraba kepala ↓ HII,
denominator UUK kanan depan, tidak teraba bagian kecil janin atau tali
pusat.
II. INTERPRETASI DATA DASAR
a. Diagnosa : G4 P3 A0
H3 , umur kehamilan 38 minggu, tunggal, hidup, intra uterin,
presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik, inpartu kala I fase aktif.
Dasar:
- Subyektif :
- Ibu mengatakan hamil ke empat dengan usia
kehamilan 9 bulan.
- HPHT : 15-10-2007, HTP: 22-07-2008.
- Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul
menjalar ke pinggang dan ada pengeluaran lendir campur darah dari jalan lahir
- Obyektif :
- Keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, TD: 120/80 mmHg, N: 84 kali/menit, S: 36,3 0C
- Palpasi : TFU : 3 jari bawah px (31 cm)
(PBBJ:3100 gram), teraba bokong pada fundus, punggung kanan, kepala sudah masuk
PAP 3/5 bagian, his 4x dalam 10 menit selama 45 detik
- Auskultasi : DJJ (+), irama: teratur
11-11-11 = 132 x/menit
- VT Ø 5 cm, eff 80 %, ket (+), kepala ↓ H II,
denominator UUK kanan depan, tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat
b. Masalah : Ketidaknyamanan
Dasar :
- Ibu nampak kesakitan
- Ibu mengeluh sakit perut ingin melahirkan
c. Kebutuhan :
1. Menjelaskan kepada keluarga untuk dapat
mengurangi rasa sakit ibu dengan menggosok-gosok pada punggung sampai pinggang
ibu
2. Menjelaskan mengenai posisi yang nyaman
sesuai dengan keinginan ibu
III.
IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
MENETAPKAN
KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
- Mandiri :
KIE dan menyiapkan alat
- Kolaborasi :
tidak ada
- Rujukan :
tidak ada
V. RENCANA TINDAKAN
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan
2. Berikan dukungan moril pada ibu, seperti
meminta salah satu keluarga menemaninya.
3. Bantu ibu untuk memenuhi asupan nutrisi
(makan dan minum).
4. Jelaskan berbagai posisi ibu saat mengedan
sesuai keinginan dan kenyamanan ibu, seperti posisi jongkok/ berdiri, setengah
duduk, miring ke kiri/ merangkak.
5. Siapkan alat-alat partus, heating set,
pakaian dan perlengkapan ibu dan bayinya
6. Observasi kesejahteraan ibu yaitu tekanan
darah setiap 4 jam, nadi dan respirasi setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam,
produksi urine setiap 2 – 4 jam, kesejahtraan janin yaitu DJJ setiap 30 menit,
air ketuban dan penyusupan setiap 4 jam serta kemajuan persalinan yaitu
pembukaan, penipisan, penurunan setiap 4 jam atau apabila ada indikasi, his
setiap 30 menit.
VI.
PELAKSANAAN
ASUHAN MENYELURUH
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa
ibu dan janinnya baik dengan tekanan darah: 120/80 mmHg dan pembukaan 5 cm,
serta DJJ masih baik
2. Memberi dukungan moril pada ibu, seperti
menggosok-gosok punggung ibu untuk mengurangi rasa sakit ibu serta meminta
salah satu anggota keluarga menemaninya selama proses persalinan berlangsung
3. Memberikan makan (roti) dan minuman (air
putih dan air gula) kepada ibu pukul: 20.20 wita.
4. Menjelaskan posisi pada saat mengedan yang baik dan nyaman bagi ibu
seperti setengah duduk yaitu dapat memberikan rasa nyaman bagi ibu dan memberi
kemudahan baginya untuk beristirahat diantara kontraksi dan keuntungannya
membantu ibu melahirkan bayinya karena sesuai dengan gaya grafitasi, jongkok/
berdiri dapat membantu mempercepat kemajuan kala II dan mengurangi rasa nyeri,
posisi merangkak/ berbaring miring ke kiri dapat mengurangi nyeri punggung dan
juga dapat mengurangi risiko terjadinya laserasi perineum.
5. Menyiapkan alat-alat :
·
Partus
set : handscone 2 pasang, ½ kocher 1
buah, gunting episiotomi 1 buah, klem 2 buah, gunting tali pusat 1 buah, benang
tali pusat 1 buah, kasa 4 buah (1 untuk mendengarkan DJJ, 1 untuk mengusap muka
bayi, 1 untuk memeriksa plasenta dan 1 untuk memeriksa robekan), spuit 3 cc 1
buah.
·
Obat-obatan
: oxytosin, lidocain, metergin dan betadine
·
Heating
set : benang heating, pinset 1 buah, jarum
untuk heating 1 buah, betadine, nalpoeder 1 buah.
·
Kain
untuk ibu 2 buah, softex 2 atau 3 buah , sabuk 1 buah, kain bayi 2 buah,
pakaian bayi (baju 1 buah, popok 1 buah, kaos kaki sepasang dan kaos tangan
sepasang).
6. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin,
serta kemajuan persalinan.
Tabel Observasi
Tgl/ Jam
|
Kesejahteraan Ibu
|
Kesejahteraan Janin
|
Kemajuan Persalinan
|
|||||||||
Tanda – tanda vital
|
DJJ
|
HIS
|
Pengeluaran
|
Keluhan
|
Ket
|
|||||||
TD
|
N
|
S
|
R
|
+/-
|
frek
|
frek
|
lama
|
intens
|
||||
08 juli 2008
19.50
20.20
20.50
21.00
|
120 / 80
|
84
94
84
84
|
36,3
|
22
|
(+)
(+)
(+)
(+)
|
132
140
144
144
|
4
4
4
4
|
45
45
45
45
|
Kuat
Kuat
Kuat
kuat
|
Blood slym
Blood slym
Blood slym
Blood slym dan air ketuban
|
Sakit pinggang menjalar ke perut
Sakit pinggang menjalar ke perut
Sakit pinggang menjalar ke perut
Sakit pinggang menjalar ke perut dan ingin BAB
|
VT: Ø 5 cm, eff 80%, ket (+), teraba kepala ↓ HII, UUK kadep,
tdk teraba bagian kecil janin/ tali pusat
VT:Ø 10 cm, eff 100%, ket (-)
jernih, teraba kepala ↓HIII+, UUK di depan, ttb kecil
janin/ tali pusat
|
VII.
EVALUASI
Tanggal : 8 juli 2008 Pukul : 21.00 wita
1. Ibu mengeluh sakit pinggang dan sakit
perut yang semakin kuat
2. Ibu merasa ingin BAB dan ada tekanan pada
anus, perineum menonjol dan vulva membuka
3. N: 84 x/menit, R: 22 x/menit, S:
36,0 0C
4. His 4 kali dalam 10 menit, selama 45 detik
5. DJJ (+), irama teratur, frekuensi 12-12-12
= 144 x/menit
6. VT Ø 10cm, eff 100%, ket (-), warna
jernih, teraba kepala ↓ HIII+, UUK di depan,
tidak teraba bagian kecil janin/ tali pusat
KALA II
Tanggal : 8 Juli 2008
Pukul : 21.00 wita
Tempat : Ruang Bersalin -
Puskesmas Karang Taliwang
I.
PENGUMPULAN
DATA DASAR
a. Subyektif :
Ibu mengatakan sakit pinggang sampai ke perut bagian bawah
yang semakin kuat, ingin BAB dan ingin mengedan.
b. Obyektif :
· Keadaan umum : baik
· Nadi: 84 x/menit, R: 22 x/menit, Suhu:
36,0ºC.
· His 4 x dalam 10 menit, lamanya 45 detik
· DJJ (+), irama: teratur, frekuensi:
12-12-12 = 144 x/menit
· Perineum menonjol, vulva membuka, pengeluaran:
blood slym dan air ketuban
· VT Ø 10 cm, eff 100 %, ket (-) warna:
jernih, teraba kepala ↓ HIII+, UUK di depan, tidak terba
bagian kecil janin/ tali pusat
II.
INTERPRETASI
DATA DASAR
a. Dagnosa : Kala II
Dasar :
Subyektif :
- Ibu mengeluh sakit pinggang dan perut bagian bawah
- Ibu merasa ingin BAB dan ingin mengedan
Obyektif :
- DJJ (+) irama teratur, frekuensi 12-12-12 = 144 x/menit
- VT Ø 10 cm, eff 100%, ket (-), teraba
kepala ↓ HIII+, UUK depan, tidak teraba bagian kecil janin atau tali
pusat.
b. Masalah : ketidaknyamanan karena rasa
nyeri yang semakin kuat di bagian pinggang yang menjalar ke perut
Dasar : Ibu
merasakan sakit pinggang dan perut bagian bawah yang semakin kuat dan sering.
c. Kebutuhan : Mengajarkan ibu cara mengedan
yang baik serta posisi yang nyaman untuk mengedan yaitu dengan cara setengah
duduk, dagu nempel di dada, kedua tangan menarik pergelangan kaki di tempelkan
ke paha.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Mandiri :
memimpin persalinan sesuai APN
Kolaborasi :
tidak ada
Rujukan :
tidak ada
V.
RENCANA
ASUHAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan dukungan moril
3. Ajarkan ibu cara mengedan yang baik
4. Tolong persalinan sesuai APN
VI. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap dan sebentar lagi akan melahirkan.
2. Memberikan dukungan moril dan meminta
suami atau kelurga untuk menemani ibu selama proses persalinan
3. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik
yaitu setengah duduk, bila rasa sakit datang ibu di minta untuk menarik napas
dalam-dalam kemudian meneran seperti ingin BAB dengan cara dagu menempel di
dada dan kedua kaki ditarik kearah perut (ke belakang) sambil membuka paha
lebar-lebar, begitu rasa sakitnya hilang, ibu diminta untuk istirahat dan
keluarga memberi makan/minum yang manis-manis untuk tenaga mengedan.
4. Menolong persalinan sesuai APN:
1. Mengamati tanda dan gejala Kala II, yaitu
keinginan untuk meneran, tekanan anus, perenium menonjol dan vulva membuka.
2. Memastikan perlengkapan, bahan dan
obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menetapkan tabung suntik steril sekali pakai dalam partus set.
3. Menggunakan baju penutup atau celemek
plastik yang bersih
4. Memakai sarung tangan DTT atau steril
untuk semua pemeriksaan dalam
5. Menyiapkan oksitosin 10 unit kedalam
tabung suntik dengan menggunakan tekhnik satu tangan dan meletakkannya kembali
dalam bak instrumen (partus set)
6. Membersihkan vulva dan perineum dengan
kapas savlon dari atas kebawah di bagian yang terjauh dahulu. Membuang kapas
savlon yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Kemudian melakukan
pemeriksaan dalam dengan cara memasukkan jari tengahsambil menekan komisura
posterior dan di ikuti jari telunjuk untuk memastikan apakah pembukaan sudah
lengkap dan ternyata sudah lengkap
7. Mendekontaminasi sarung tangan dalam
larutan klori 0,5 %, kemudian melepasnya secara terbalik dan merendamnya selama
10 menit.
8. Memeriksa DJJ untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal dan ternyata DJJ nya (+) irama teratur, frekuensi: 11-12-11
= 136 x/ menit
9. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai
keinginannya
10. Menunggu ibu hingga mempunyai keinginan
untuk meneran, melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin
sesuai dengan pedoman persalinan.
11. Menjelaskan kepada anggota keluarga agar
memberikan dukungan dan semangat pada saat ibu akan meneran
12. Meminta bantuan keluarga untuk membantu
ibu meneran pada saat ada his. Bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ibu merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran dan menganjurkan ibu untuk istirahat
jika hisnya berhenti.
14. Pada saat kepala bayi telah terlihat di
vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayinya
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3
bagian di bawah bokong ibu
16. Membuka partus set
17. Memakai sarung tangan steril atau DTT pada
kedua tangan
18. Saat Kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm,
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, meletakkan
tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak
menghambat kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan
ibu untuk meneran perlahan-lahan/ bernapas cepat saat kepala lahir
19. Dengan lembut mengusap muka, mulut dan
hidung bayi dengan kain/kassa yang bersih
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan
ternyata tidak ada lilitan
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala bayi melakukan putaran
paksi luar, tempatkan kedua tangan di sisi muka bayi (biparietal), menganjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya kearah
bawah untuk melahirkan bahu anterior muncul di arcus pubis, dan kemudian dengan
lembut menarik kearah atas untuk melahirkan bahu posterior.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, tangan kanan
memegang leher dan bahu bagian bawah dan tangan kiri yaitu 4 jari berada di
bagian dada dan jempol berada pada punggung anterior, kemudian mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum
24. Setelah tubuh dan lengan lahir,
menelusurkan tangan yang ada diatas dari punggung ke arah kaki bayi, pada waktu
tangan berada di paha, jari telunjuk dimasukkan diantara kedua paha dan disusur
sambil melahirkan kaki
25. Melakukan penilaian APGAR Skor dengan
cepat, 1 menit pertama yaitu: 7 kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya bila tali pusat
pendekmeletakkan bayi di tempat yang memungkinkan.
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus
kepala dan badan bayi kecuali tali pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem
kira-kira 3cm dari tali pusar bayi. Melakukan pengurutan pada tali pusat bayi
dari klem kearah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama.
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting, dan memotong tali pusat diantara kedua klem
tersebut.
29. Mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi
bagian kepala, den membiarkan bagian pusat terbuka
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan
mengnjurkan ibu untuk mendekap bayinya dan mulai memberikan ASI.
31. Melakukan penilaian APGAR Score 5 menit
kedua yaitu: 9
Tabel APGAR Skor
No
|
Aspek yang Dinilai
|
1 menit pertama
|
Nilai
|
5 menit kedua
|
Nilai
|
1
|
Appreance
|
Ekstrimitas biru, badan merah
|
1
|
Seluruh badan merah
|
2
|
2
|
Pulse rate
|
≥ 100 x/ menit
|
2
|
≥ 100 x/ menit
|
2
|
3
|
Grimace
|
Menyeringai
|
1
|
Batuk/ bersin
|
2
|
4
|
Activity
|
Sedikit fleksi
|
1
|
Sedikit fleksi
|
1
|
5
|
Respiratory
|
Menangis kuat
|
2
|
Menangis kuat
|
2
|
Jumlah
|
7
|
|
9
|
VII. EVALUASI
Tanggal : 8
Juli 2008 Pukul : 21.05 wita
1. Bayi lahir spontan pukul 21.05 wita, letak
belakang kepala, langsung menangis, jenis kelamin perempuan, A-S : 7-9
2. Berat badan : 2900 gram, PB: 49 cm, LK: 34
cm, LL: 11 cm, anus (+), tidak ada kelainan saat lahir
3. TFU : sepusat
4. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran
bayinya
5. Ibu mengeluh perutnya mules
KALA III
Tanggal : 8 Juli 2008
Pukul : 21.05
Tempat : Puskesmas Karang
Taliwang
I.
PENGUMPULAN
DATA DASAR
a. Subyektif :
Ibu mengatakan perutnya terasa mules sejak bayinya lahir
b. Obyektif :
·
TFU
sepusat
·
Plasenta
belum lahir
·
Tali
pusat belum terlihat memanjang
·
Kontraksi
uterus baik
II.
INTERPRETASI
DATA DASAR
a. Diagnosa :
Kala III
Dasar :
Plasenta belum lahir
b. Masalah :
Ketidaknyamanan
Dasar :
Ibu mengatakan perutnya mules sejak bayinya lahir
c. Kebutuhan :
Penjelasan mengenai ketidaknyamanan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
POTENSIAL
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
- Mandiri :
tidak ada
- Kolaborasi :
tidak ada
- Rujukan :
tidak ada
V.
RENCANA
ASUHAN
1. Lakukan palpasi abdomen untuk memastikan
tidak adanya bayi kedua
2. Lahirkan plasenta dengan Manajemen
aktif kala III
· Suntikkan oxytosin 10 unit
· Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali
· Massage uterus selama 15 detik
3. Nilai perdarahan
4. Ikat tali pusat bayi
5. Ajarkan ibu massage
VI. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH
1. Melakukan palpasi abdomen untuk memastikan
ada atau tidaknya bayi kedua, dan ternyata tidak ada
2. Melahirkan plasenta dengan Manajemen
aktif kala III, yaitu:
a. Menyuntikkan oxytosin 10 unit (1 ampul)
secara IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar, mengecek tanda-tanda adanya pelepasan
plasenta (adanya semburan darah, tali pusat bertambah panjang, perubahan bentuk
dan tinggi fundus uteri)
b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali
· Memindahkan klem sekitar 5-10 cm dari
vulva ibu
· Memindahkan 1 tangan diatas kain diatas
perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan
palapasi kontraksi dan menstabilkan uterus, memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain
· Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian
melakukan peregangan tali pusat kearah bawah dengan lembut lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas
dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri.
· Pada saat plasenta sudah lahir di
introitus vagina, memegang plasenta dengan kedua tangan dengan hati-hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin dengan lembut dan perlahan
kemudian melahirkan selaput ketuban tersebut.
· Setelah plasenta lahir, melakukan massage
uterus 15 detik dengan cara tangan diatas fundus kemudian melingkar searah
jarum jam dengan lembut sampai uterus berkontraksi lagi (fundus menjadi keras).
3. Menilai perdarahan
· Memeriksa keadaan plasenta, kotiledon dan
selaput korion dan amnion, ternyata lengkap.
· Memeriksa ada tidaknya robekan jalan lahir
dan ternyata tidak ada. Memeriksa jumlah perdarahan yaitu ± 200 cc. Massage
selama 15 detik
· Mencuci tangan di larutan klorin 0,5%, air
DTT, keringkan
4. Mengikat tali pusat ± 1cm dari umbilicus,
disimpul mati 2 kali dan klem dibuka
5. Mengajarkan ibu memassage sendiri
searah jarum jam selama 15 detik
VII. EVALUASI
Tanggal : 8
Juli 2008 Pukul : 21.15 wita
1. Plasenta lahir spontan secara duncan,
lengkap dengan diameter 2x18x20 cm, panjang tali pusat ± 50 cm, berat ± 500
gram.
2. Perdarahan ± 200 cc
3. Kontraksi uterus : baik
4. TFU : 1 jari di bawah pusat
5. Keadaan umum : baik, tanda-tanda
vital: TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,3 0C, R: 22 x/menit
KALA IV
Tanggal : 8 Juli 2008 Pukul : 21.15 wita
Tempat : Puskesmas Karang
Taliwang
I.
PENGUMPULAN
DATA DASAR
a. Subyektif :
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules
b. Obyektif :
· TFU 1 jari bawah pusat
· Kontraksi uterus baik
· Perdarahan ± 200 cc
· Keadaan umum ibu baik
II.
INTERPRETASI
DATA DASAR
a. Diagnosa :
Kala IV
Dasar : Plasenta dan selaput ketuban
sudah lahir
b. Masalah :
Ketidanyamanan karena ibu masih merasa lelah sekali
c. Kebutuhan :
Menjelaskan ketidanyamanan yang dirasakan ibu
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
POTENSIAL
Tidak ada
IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
- Mandiri :
tidak ada
- Kolaborasi :
tidak ada
- Rujukan :
tidak ada
V.
RENCANA
ASUHAN
1. Bereskan alat-alat dan rendam dalam
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
2. Bersihkan badan ibu dan tempat tidur
3. Bantu ibu untuk memberikan ASI pada
bayinya
4. Bantu ibu untuk minum obat
5. Penyuluhan tentang: personal hygiene,
istirahat, gizi ibu menyusui, tanda bahaya pada bayi dan ibu nifas, perawatan
bayi sehari-hari
6. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
dini.
7. Observasi keadaan umum ibu 2 jam
post partum, tiap 15 menit 1 jam pertama, 30 menit pada satu jam ke dua, dan suhu
tiap 1 jam
VI. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH
1. Membereskan dan membersihkan semua alat
yang telah terkontaminasi dengan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit
2. Membersihkan badan ibu
· Membersihkan darah-darah yang masih ada di
badan ibu terutama di paha dan vulva, begitu juga dengan tempat tidurnya.
· Membersihkan badan ibu dengan air DTT /
air bersih
· Tempat tidur di bersihkan dengan larutan
klorin 0,5% dulu kemudian dengan air DTT
3. Membantu ibu untuk memberikan ASI ekslusif
yaitu pemberian ASI sedini mungkin/ segera setelah lahir tanpa terjadwal dan
tanpa makanan pendamping sampai bayi berumur 6 bulan. Pukul 22.00 wita bayi
disusui.
4. Membantu ibu untuk minum obat amoxilin
3x1=IX, paracetamol 3x1=IX, SF 1x1=XXX dan vit.A 1x1=II
5. Memberikan penyuluhan tentang:
·
Personal
hygiene : Menganjurkan ibu untuk
tetap menjaga kebersihan diri, mandi 2x sehari, menjaga kebersihan alat
genitalia dan sering mengganti pembalut serta celana dalam jika terasa lembab/
basah
·
Istirahat : Menganjurkan ibu untuk
istirahat pada saat bayinya tidur agar ibu tidak merasa lelah dalam merawat
bayinya
·
Gizi
menyusui : Menganjurkan ibu
untuk makan-makanan yang bergizi yaitu dalam sehari ibu sebaiknya mengkonsumsi
2 ½ gelas beras, 3 potong daging/ ikan, 5 potong tempe, 5 mangkok sayuran, 1
potong buah, 1 gelas susu, 3 sendok makan gula pasir dan 4 sendok makan minyak,
supaya mampu memproduksi ASI sehingga ASI untuk bayinya terpenuhi dan dapat
mempercepat pulihnya alat – alat reproduksi.
·
Tanda
bahaya pd bayi : bayi tidak mau minum ASI, pernapasan tidak teratur (cepat atau
lambat)
·
Tanda
bahaya ibu nifas : keluar darah dari jalan lahir yang berbau busuk, pusing yang
hebat, demam tinggi (febris), mata berkunang-kunang, rabun senja, dan
lain-lain.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan
mobilisasi dini seperti miring kiri, miring kanan, duduk di tempat tidur
setelah 2 jam post partum, kemudian ibu bisa berjalan jika ibu tidak pusing.
7. Melakukan pengawasan 2 jam post partum
yaitu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua,
suhu tiap 1 jam.
Tabel 2 Jam Post Partum
Jam ke
|
Waktu
(wita)
|
TD
(mmHg)
|
Nadi
(x/mnt)
|
Suhu
(ºC)
|
TFU
|
CUT
|
Kandung kemih
|
Perdarahan
(cc)
|
I
|
21.20
|
110/80
|
86
|
36,6
|
1 jari bawah pusat
|
baik
|
kosong
|
± 10
|
21.35
|
110/80
|
84
|
|
1 jari bawah pusat
|
baik
|
kosong
|
± 10
|
|
21.50
|
110/80
|
86
|
|
1 jari bawah pusat
|
baik
|
kosong
|
± 10
|
|
22.05
|
110/80
|
86
|
|
1 jari bawah pusat
|
baik
|
kosong
|
± 10
|
|
II
|
23.35
|
110/80
|
86
|
36,7
|
1 jari bawah pusat
|
baik
|
kosong
|
± 10
|
24.05
|
110/80
|
86
|
|
1 jari bawah pusat
|
baik
|
kosong
|
± 10
|
VII. EVALUASI
Tanggal : 9
Juli 2008 Pukul : 24.05 wita
1. Keadaan umum ibu baik
2. Tanda vital : TD: 110/80 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,7 0C, TFU: 1
jari bawah pusat, kandung kemih: kosong, perdarahan : 60 cc
3. Ibu dan tempat tidur sudah dibersihkan
dari darah-darah
4. Pemantauan kala IV berjalan normal
5. Ibu sudah memberikan ASI pada bayinya
6. Ibu sudah makan dan minum obat yang telah
diberikan
7. Ibu mengerti dengan semua yang telah
dijelaskan dan akan berusaha melakukannya
8. Ibu sudah bisa duduk dengan bersandar
memakai bantal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar